Kemenkes Sebut WHO Undang Terawan karena Kendalikan Corona, Bagaimana Datanya?

6 November 2020 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto  di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (11/6). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (11/6). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menkes Terawan Agus Putranto diundang WHO berbicara tentang Intra-Action Review (IAR) atau perencanaan penanganan corona di Indonesia. Kemenkes menilai hal tersebut menjadi bukti bahwa WHO mengapresiasi Indonesia yang bisa mengendalikan pandemi.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah, Indonesia termasuk 3 negara yang berhasil merespons dan mengendalikan pandemi COVID-19," tutur Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Budi Hidayat kepada kumparan, Kamis (5/11).
Hal serupa juga diamini oleh Sekjen Kemenkes Oscar Primadi. Menurutnya, hari ini menjadi momentum baik bagi Indonesia menyampaikan bahwa penanganan corona sukses.
“Tentunya ini merupakan kesempatan baik, Indonesia sudah dipandang berhasil dalam mengendalikan pandemi COVID-19 ini. Dan WHO secara khusus mengundang Bapak Menteri Kesehatan, bersama Dirjen WHO Tedros untuk sharing dan memberikan informasi bagaimana Indonesia mampu mengendalikan pandemi ini dengan baik,” kata Oscar dalam keterangan di situs Kemenkes.
Terlepas dari perdebatan soal ini, sebenarnya bagaimana situasi penanganan corona di Indonesia ditinjau dari data?
ADVERTISEMENT
WHO sebelumnya sudah menjelaskan bahwa salah satu indikator penanganan corona adalah positivity rate. Positivity rate adalah rasio jumlah tes PCR dan jumlah kasus corona.
WHO menargetkan, penanganan corona di suatu negara dapat dikatakan terkendali apabila positivity rate di bawah 5 persen.
Mengutip data Kemenkes, hingga 5 November, ada 3.001.089 orang yang telah dites corona. Di Indonesia ada dua tes yang masuk kriteria yakni PCR dan TCM.
Sementara jumlah kasus di Indonesia per kemarin mencapai 425.796 orang. Jadi positivity ratenya di angka 14,2 persen.
Untuk jumlah tes memang Indonesia masih mengalami fluktuasi, Utamanya saat long weekend jumlah tes menurun.
Satgas menyebut sepekan sebelum long weekend Indonesia sudah berhasil menyentuh 82,51 persen dari target WHO.
ADVERTISEMENT
Berapa target WHO?
Jadi begini, standar tes corona di suatu negara adalah 1.000 per 1 juta penduduk per minggu. Dengan populasi Indonesia sekitar 267 juta orang, berarti Indonesia harus mengadakan tes ke 267.000 orang per minggu.
Artnya, per hari Indonesia harus mencapai 38.000 tes individu. Indonesia sempat beberapa kali mencapai target, tetapi tak sering.
Hal ini disebabkan berbagai faktor. Yang paling krusial adalah jumlah SDM petugas lab dan tracer yang kurang merata.
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
Bahkan di sejumlah Puskesmas di wilayah tertentu sudah berhenti melakukan testing dan tracing corona.
"3T kita lihat ada beberapa kab/kota yang sangat optimal. Tapi ada juga yang sudah tak melakukan sama sekali. Jadi di kab/kota ada beberapa puskesmas ada yang melakukan dan tidak," kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Puskesmas Indonesia dr. Mustakim Manaf dalam diskusi virtual CISDI bertema 'Selesaikan Pandemi Mulai dari Puskesmas', Kamis (5/11).
ADVERTISEMENT
Kasus Corona di Sejumlah Daerah Prioritas Turun
Satgas menyebut memang ada penurunan kasus corona di 10 dari 13 daerah prioritas dalam seminggu.
13 provinsi prioritas itu adalah Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, Bali, Aceh, Sumatera Barat, Riau, dan Kalimantan Timur.
Yang masih mengalami kenaikan hanya tinggal Papua, Sumbar, dan Sumut. Papua jumlah kasus positif naik 8,2 persen dari pekan sebelumnya.
Di Sumut minggu ini kasus positif naik 2,9 persen, dan kematian alami kenaikan 17,6 persen selama seminggu. Sementara di Sumbar ada kenaikan 7,8 persen.
Namun secara keseluruhan di 34 provinsi, kasus corona di Indonesia turun 17,1 persen. Hal ini harus ditekan sampai 4 minggu berturut-turut, tentu dengan catatan jumlah tes tidak melorot.
ADVERTISEMENT