Kemenkes Siapkan 420 Rumah Sakit Pendidikan di Seluruh Indonesia

6 Desember 2022 12:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono memberikan sambutan di Pembukaan Cathlab dengan Tindakan PCI Perdana RSUP Dr. Johannes Leimena Ambon secara daring, Jumat (2/12).  Foto: Ainun Nabila/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono memberikan sambutan di Pembukaan Cathlab dengan Tindakan PCI Perdana RSUP Dr. Johannes Leimena Ambon secara daring, Jumat (2/12). Foto: Ainun Nabila/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono menyebut, pihaknya akan mempercepat penyiapan dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Seperti yang kita tahu, banyak fasilitas pelayanan kesehatan yang masih kekurangan tenaga kesehatan, dibutuhkan waktu sekitar 7-36 tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di jejaring layanan rujukan,” kata Dante dalam acara Muktamar Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) di Jakarta, Senin (5/12).
Dante menjelaskan bahwa akselerasi akan dilakukan dengan menambah kuota dan jumlah prodi di fakultas kedokteran serta melakukan program pengampuan di rumah sakit pendidikan.
Skema ini disebut juga dengan Academic-Based Health System (AHS), RS didorong agar tidak hanya berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan tetapi juga dalam bidang pendidikan dan penelitian.
“Nantinya akan kita bentuk sistem RS online untuk meningkatkan sistem integrasi dan interoperabilitas antarrumah sakit, sehingga RS pendidikan yang sudah ada bisa mengampu RS lainnya,” ujar Wamenkes.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, program AHS disebut telah dilaksanakan sejak tahun 2010 oleh Universitas Indonesia (UI). Kala itu, Fakultas Kedokteran UI diintegrasikan dengan RSUPN Cipto Mangunkusumo untuk memberikan layanan kesehatan juga meningkatkan produksi tenaga kesehatan yang berkualitas dan bermutu.
Ilustrasi RSCM Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Sejak saat itu, program AHS terus diperluas, mencakup 6 fakultas kedokteran di Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Hasanuddin (Unhas).
Keenam fakultas kedokteran tersebut kemudian melakukan pengampuan di enam wilayah. Hasilnya, jumlah rumah sakit pendidikan (RSP) meningkat hingga 210 di seluruh Indonesia, terdiri dari 82 unit RSP Utama, 13 RSGM, 28 RS Afiliasi, dan 87 RS Satelit.
Jumlah ini, lanjut Dante, tengah diupayakan untuk ditingkatkan. Sebab, masih ada sekitar 210 RS yang berpotensi untuk dijadikan RSP.
ADVERTISEMENT
“Totalnya nanti akan ada 420 RS pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, harapannya ini mampu memberikan layanan kesehatan yang memadai, sekaligus bisa menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas dan bermutu” tuturnya.
Dante kemudian meminta agar ARSPI aktif melakukan pendampingan dan memberikan bimbingan kepada 210 RS yang belum ditetapkan menjadi RS pendidikan.
“Mudah-mudahan, kita bersama bisa meningkatkan jumlah tenaga kesehatan melalui penguatan RS pendidikan yang terintegrasi,” tutup Dante.