Kemenkes Tanggapi Biaya Tes Virus Corona di Jakarta Rp 700 Ribu

4 Maret 2020 20:40 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung menggunakan masker saat berada di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (2/3).  Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung menggunakan masker saat berada di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (2/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah warga yang baru pulang dari luar negeri melakukan tes deteksi dini virus corona secara mandiri ke rumah sakit rujukan. Hal ini demi meningkatkan kewaspadaan, terutama setelah diumumkan dua warga Depok, Jawa Barat, positif terjangkit corona.
ADVERTISEMENT
Seorang warga Jakarta yang baru pulang dari Eropa yang diwawancarai kumparan, Natali, mengungkapkan harus mengeluarkan kocek sendiri sebesar Rp 700 ribu untuk tes virus corona. Ia menjalani tesnya di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, salah satu RS rujukan virus corona.
kumparan lalu bertanya kepada juru bicara penanganan corona di Indonesia, Achmad Yurianto, terkait biaya Rp 700 ribu tersebut.
Atas pertanyaan itu, Yuri menjawab bahwa tes ini dilakukan sebagai langkah preventif mengantisipasi infeksi corona.
Achmad Yurianto, Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Tes virus corona bukan untuk tujuan karena kita belum punya obatnya, tujuannya untuk kepentingan kesehatan masyarakat. Apakah dia menjadi spot penularan atau tidak," ungkap Yuri di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (4/3).
Sekretaris Ditjen P2P Kemenkes itu mengingatkan masyarakat agar memahami maksud dan tujuan tes corona ini. Bukan hanya bertujuan mengetahui sakit atau tidak, tetapi juga menelusuri apakah orang yang dites itu bisa berpotensi menularkan virus.
ADVERTISEMENT
"Dites itu bukan untuk tujuannya 'oh saya sakit, supaya tidak sakit bagaimana'. Tapi bagi kita kepentingannya adalah apakah dia sumber penularan di titik itu," ucap dia.
Jika warga yang tes corona dinyatakan hasil labnya positif, maka pihaknya bisa langsung menelusuri siapa-siapa saja yang berkontak langsung (closed contact) dengan yang terjangkit.
"Karena konsekuensinya kalau positif kita harus melakukan tracking lagi dia sudah kontak dengan siapa saja, dan ini bikin klaster di mana lagi. Kalau positif ya obatnya sama saja, karena self limited disease (dapat sembuh sendiri)," jelasnya.
Namun, Yuri menyebut warga yang merasa tidak dalam pengawasan karena tak habis dari luar negeri atau berkontak langsung tidak harus selalu melakukan tes corona. Termasuk jika dirasa memiliki imunitas yang bagus.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyoroti beberapa perusahaan yang sampai harus mensyaratkan karyawannya untuk membuat surat keterangan bebas virus corona.
Achmad Yurianto (kiri), Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Ini karena ada beberapa company yang mempersyaratkan surat bebas corona. Ini kan repot lagi, untuk apa? Ini akan menimbulkan permasalahan ribet lain," tuturnya.
"Surat bebas corona ini 14 hari diobservasi nggak apa-apa sebenarnya bebas (corona). Dia minta bebas corona dengan pemeriksaan laboratorium. Kita tidak merekomendasikan ke sana. Diperiksa nggak diperiksa, asal dia daya tahan tubuhnya bagus juga sulit (terjangkit)," tutupnya.
Sebelumnya, Natali yang baru saja pulang dari beberapa negara di Eropa menceritakan pengalamannya mengikuti tes virus corona mandiri. Begitu mendarat di Jakarta akhir pekan lalu, dia berinisiatif untuk tes virus corona di RSUP Persahabatan.
Direktur Utama RSUP Persahabatan Rita Rogayah (tengah) memberikan keterangan pers terkait virus corona di RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sebagai informasi, Natali yang menguji ini dalam keadaan sehat. Tidak pilek, demam, batuk ataupun sesak napas.
ADVERTISEMENT
Ia pun harus mengeluarkan kocek pribadi karena tes corona secara mandiri ini tidak ditanggung BPJS Kesehatan.
"Terus saya tanya tes ini bisa ditanggung asuransi atau BPJS enggak. Enggak bisa, udah aturannya demikian, kata pihak rumah sakit," cerita Natali.