Kemenkes Target Turunkan Angka Stunting Jadi 14 Persen Pada 2024

6 Desember 2022 21:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang bayi menerima kapsul polio dalam Program Pencegahan Stunting Anak di posyandu di Banda Aceh, Senin (14/11/2022). Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang bayi menerima kapsul polio dalam Program Pencegahan Stunting Anak di posyandu di Banda Aceh, Senin (14/11/2022). Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan pemerintah menargetkan kasus stunting turun hingga 14 persen pada tahun 2024. Untuk mengejar target tersebut, Kemenkes melakukan intervensi dengan pendekatan gizi spesifik.
ADVERTISEMENT
"Pendekatan gizi spesifik ini akan mendampingi pendekatan gizi sensitif. Pendekatan gizi spesifik ini berkaitan dengan evaluasi dan pendekatan masalah gizi pada sasaran intervensi yang diberikan kepada 1.000 hari pertama kehidupan, bayi, anak, remaja putri, calon pengantin, ibu hamil dan ibu melahirkan,” ujar Dante di acara Forum Nasional Stunting di Jakarta, Selasa (6/12).
Dengan pendekatan spesifik ini diharapkan penurunan stunting bisa terjadi. Pendekatan spesifik dilakukan untuk melihat faktor risiko kemungkinan stunting di kemudian hari dan dilakukan intervensi di sektor kesehatan. Sementara intervensi sensitif dilakukan melalui berbagai kerja sama lintas sektor dan menyasar pada kelompok umum.
"Kita punya waktu hanya 2 tahun lagi sebelum akhirnya kita mencapai target stunting menjadi 14 persen di 2024," ucap Dante.
ADVERTISEMENT
Kemenkes memetakan 12 provinsi prioritas stunting yang telah mencapai penurunan signifikan. Tetapi ada 7 provinsi yang masih tinggi proyeksi stuntingnya.
Intervensi spesifik stunting yang diperlukan dilakukan sebelum dan setelah kelahiran. Sebelum kelahiran sekitar 23 persen anak yang baru lahir yang kondisinya sudah stunted akibat ibu hamil sejak masa remaja kurang gizi dan anemia. Setelah lahir angka stunting meningkat signifikan pada usia 6-23 bulan sebesar 1,8 kali menjadi 37 persen dikarenakan kurangnya asupan protein serta pola pengasuhan makanan atau parenting yang tidak tepat.
"Jadi masalah ibu menjadi masalah yang juga penting untuk menurunkan angka stunting," ucap Dante.
Intervensi spesifik tersebut meliputi intervensi yang dilakukan sebelum lahir dan setelah lahir. Intervensi spesifik sebelum lahir dilakukan pada remaja putri dan ibu hamil. Setelah lahir, intervensi meliputi balita, baduta (anak usia di bawah 2 tahun atau 0-24 bulan) yang mempunyai gizi buruk mau pun yang tidak mempunyai gizi buruk.
ADVERTISEMENT