Kemenkes Ungkap Penyebab Status Vaksinasi 20 Juta Orang di RI Drop Out

19 Februari 2022 11:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi saat memberikan keterangan secara virtual. Foto: Kemenkes RI
zoom-in-whitePerbesar
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi saat memberikan keterangan secara virtual. Foto: Kemenkes RI
ADVERTISEMENT
Satgas COVID-19 mengungkapkan terdapat 20 juta warga Indonesia yang status vaksinasinya drop out. Status drop out ini adalah mereka yang belum melengkapi vaksinasi corona hingga dua dosis.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan faktor penyebab 20 jutaan warga tersebut tidak kunjung disuntik penuh dua dosis.
"Umumnya tidak [vaksin], enggan untuk mendapat vaksinasi karena merasa sudah sehat dan cukup mendapat 1 [dosis] vaksin," kata Nadia saat dikonfirmasi, Sabtu (19/2).
Nadia menuturkan, faktor lainnya adalah ada warga yang pada vaksinasi pertama mengalami efek samping. Sehingga, mereka ketakutan apabila harus divaksin lagi.
"Ada juga yang masih takut dengan efek samping," ucap dia.
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga atau booster kepada pekerja sektor pariwisata di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (8/2/2022). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
Untuk mempercepat sekitar 20 juta warga yang belum mendapatkan suntikan penuh dua dosis, ia memastikan Kemenkes sudah mengeluarkan surat edaran kepada dinkes daerah untuk mempercepat vaksinasi, terutama untuk dosis kedua.
Sebelumnya, juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan Jawa Barat menjadi provinsi terbanyak warganya belum divaksin dua dosis, dalam rentang waktu 1-5 bulan.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, dia mengimbau kepada seluruh Pemerintah Daerah untuk mendukung warganya melakukan vaksinasi dosis kedua terutama pada orang drop out.
"Dimohon kepada seluruh kepala dinas kesehatan seluruh provinsi maupun ditingkat kabupaten kota untuk serius melakukan arahan pemerintah pusat. Di antaranya segera melakukan vaksin dosis kedua bagi sasaran yang mengalami drop out dalam waktu kurang atau sama dengan 6 bulan," jelas Wiku, Kamis (17/2).