Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Kemenkes Achmad Yurianto bicara soal penyebaran virus corona di berbagai negara yang relatif lebih cepat. Sifat dari virus tersebut berubah.
ADVERTISEMENT
"Diskusi dari para pakar, mungkin terjadi karena gambaran klinis dari infeksi ini berubah. Dulu kita pikir seperti zombie yang sempet viral di Wuhan, tapi sekarang berubah, dengan gejala minimal, asymptomatis tapi positif," kata Yurianto di Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa (3/3).
Hal ini yang membuat, penderita corona bisa bergerak ke mana-mana. Thermal scanner hanya berfungsi apabila seseorang dalam keadaan demam.
"Orang mudah terjadi karena semua yang masuk ke negara deteksi awalnya menggunakan thermal scanner diset untuk suhu 37,5 derajat ke atas. Sekarang banyak yang masuk dengan panas badan enggak tinggi," sambungnya.
Ia melanjutkan, orang terinfeksi corona itu kini bahkan bisa saja tak menunjukkan tanda. Berbeda dari awalnya, lanjut dia, kini sifat virus tersebut berubah.
ADVERTISEMENT
"Memang berubah virus ini dalam artian gejala, semula sakit keras sampai angka kematian, sekarang ini otomatis enggak ada tandanya, lebih cenderung menyebut virus," jelas dia.
"Ini menjadi pola analog seperti SARS. Awalnya ganas, lama-lama berubah sekarang jadi kaum sosial. Berarti berubah, bukan orang berubah, tapi virusnya berubah," tutupnya.