Kemenkes Waspadai Potensi Serangan Flu Babi Jenis Baru ke Manusia

2 Juli 2020 10:52 WIB
clock
Diperbarui 12 Juli 2020 14:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi flu babi atau H1N1. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi flu babi atau H1N1. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mewaspadai kemungkinan dan potensi serangan flu babi jenis baru pada manusia. Kemenkes terus melakukan surveilans (memantau terus menerus) untuk mendeteksi setiap kemungkinan yang dapat terjadi akibat penyakit ini di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
"Jadi surveilans kita masih jalan untuk memantau kemungkinan mengenai hal itu. Untuk mendeteksi kemungkinan kasus pada orang atau petugas, pekerja yang bekerja di peternakan (peternakan babi)," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dilansir Antara, Kamis (2/7).
Kemenkes pun terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mencegah penularan terhadap manusia.
"Itu sebenarnya ranahnya Kementerian Pertanian," terang Siti.
com-Ilustrasi seseorang yang sedang terkena flu. Foto: Shutterstock
Siti mengatakan, kewaspadaan ini merespons laporan dari ilmuwan China tentang jenis baru virus influenza G4 EA H1N1 yang dikabarkan berpotensi menular dari hewan ke manusia (zoonosis) dan bisa menjadi pandemi.
Selain melakukan surveilans, Siti menjelaskan Kemenkes memiliki tugas dan fungsi menginformasikan kemungkinan penemuan kasus orang yang sakit flu pada satu populasi tertentu, misalnya pada pekerja di peternakan babi.
ADVERTISEMENT
"Kemudian oleh puskesmas bersama Dinas Peternakan sama-sama melakukan kajian epidemiologi kalau di suatu daerah mungkin ada," katanya.
Ilustrasi Babi Foto: VCG/Getty Images
Namun Siti memastikan Kemenkes dan Kementan hingga saat ini belum menemukan potensi serangan flu babi jenis baru tersebut, baik pada hewan maupun potensi penularannya ke manusia.
"Jadi, sampai sekarang kuncinya adalah surveilans. Selama surveilans jalan, kita tidak terlalu jadi masalah. Karena sampai saat ini belum ada kasus," kata Siti.
Siti mengatakan, virus tersebut pada dasarnya merupakan self limiting desease atau penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya dan sudah dinyatakan sebagai flu biasa oleh WHO. Menurutnya, vaksin pada hewan dan manusia juga sudah ada.
"Vaksinnya sudah ada. Jadi ya pertama vaksin hewan, karena flu babi, influenza pada hewan itu tentu sudah ada vaksin. Kemudian vaksin pada manusia, kalau memang diperlukan. Sebenarnya (untuk pencegahan) standarnya sama, cuci tangan, melakukan praktik-praktik untuk pencegahan dan sebagainya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Penemuan Flu babi jenis baru ini berdasarkan laporan para peneliti China yang dipublikasi dalam Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS). Dalam laporan itu, para peneliti memaparkan temuan dari pengawasan yang dilakukan terhadap virus flu babi di China dari 2011 hingga 2018.
Dari pengawasan itu, para peneliti menemukan jenis flu babi baru yang dinamai genotipe 4 (G4) EA (Eurasian avian-like) H1N1. Para peneliti telah melakukan 30 ribu tes swab kepada babi di berbagai rumah jagal yang tersebar di 10 provinsi Cina.
Jumlah tersebut juga didukung 1.000 tes swab lain dari babi yang mengalami gejala gangguan pernapasan di rumah sakit pendidikan kedokteran hewan China. Hasil tes tersebut, para peneliti menemukan 179 virus flu babi. Sebagian besar dari virus tersebut adalah G4, yang telah mendominasi pada babi sejak 2016.
ADVERTISEMENT
————-----------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Saksikan video menarik di bawah ini: