Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
KemenPPPA Beri Pendampingan Psikologi ke Korban Pelecehan Guru Ngaji di Makassar
6 Mei 2025 14:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengambil sikap tegas terhadap kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang guru mengaji di Makassar, Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
Menteri PPPA Arifah Choiri Fauzi menyatakan komitmennya untuk memberikan pendampingan secara psikologi kepada korban dan keluarga agar proses pemulihan berjalan optimal.
Menurutnya, kekerasan seksual terhadap anak memiliki dampak jangka panjang seperti trauma, kecemasan, depresi, hingga ketakutan berinteraksi sosial sehingga dibutuhkan penanganan yang sesuai.
“Pendampingan psikologi sangat diperlukan untuk pemulihan kondisi mental anak korban dan memberikan penanganan sesuai kebutuhan anak. Melihat jangka waktu kekerasan yang sudah lama, perlu dilakukan tracing kepada para korban yang belum terdata dan membutuhkan pendampingan,” kata Arifah Choiri dalam keterangannya, Selasa (6/5).
Selain itu, Arifah mengatakan, kementerian akan terus berkoordinasi dengan UPTD PPA Sulawesi Selatan dan UPTD PPA Kota Makassar untuk memberikan pendampingan secara hukum. Termasuk memastikan proses hukum berjalan secara adil dan transparan.
ADVERTISEMENT
“KemenPPPA mendorong agar proses hukum dilakukan secara adil, transparan, dan berpihak pada korban, serta mendukung aparat penegak hukum agar menggunakan pendekatan yang sensitif terhadap korban anak dalam setiap tahap pemeriksaan,” ungkap dia.
Arifah mengimbau kepada korban ataupun keluarga korban yang mengalami kekerasan seksual dalam kasus serupa untuk segera melaporkannya ke hotline Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 atau Whatsapp 08111-129-129.
Sekilas Kasus
Kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang guru mengaji di Makassar terungkap pertama kali oleh seorang komika bernama Eky Priyagung.
Ia menceritakan, peristiwa itu dialami saat dia tinggal di Kota Makassar. Kala itu, Eky masih berusia 13 tahun atau tepatnya 2009 silam.
“Saya sendiri dilecehkan di masjid dan rumah pelaku. Dan saat itu berusia 13-14 tahun. Sebanyak 7 kali,” kata Eky kepada kumparan, Selasa (29/4) malam.
ADVERTISEMENT
Menurut Eky korban guru mengaji itu tidak sedikit. Berdasarkan pesan yang masuk kepadanya usai video di-upload di akun Instagramnya diduga korban guru mengaji itu mencapai belasan orang.
Saat ini, kepolisian juga telah menangkap sang pelaku. Modus pelecehan seksual yang dilakukan pelaku dengan cara mengecek akil balig hingga mengajarkan agama.