Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Kemensos: Peran Keluarga Penting Pupuk Percaya Diri Anak Penyandang Disabilitas
2 Desember 2024 14:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kementerian Sosial (Kemensos) menggelar acara Talkshow Hari Disabilitas Internasional, yang bertemakan ‘Peran Keluarga dalam Membentuk Karakter Kepemimpinan Penyandang Disabilitas’, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (2/12).
ADVERTISEMENT
Talkshow ini menghadirkan empat pembicara, di antaranya Fatma Saifullah Yusuf (Penasihat Dharma Wanita Kemensos); Angkie Yudistia, (Staf Khusus Presiden 2019-2024); Milandari Khrisnawati (Ketua Yayasan Ramah Cerebral Palsy); dan Hendratmoko (Ketua Perkumpulan orang tua penyandang disabilitas).
Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos, Fatma Saifullah Yusuf, menyebut dukungan emosional dari keluarga, orang tua, kakak dan adik, berperan penting dalam menumbuhkan rasa percaya diri para anak disabilitas.
Termasuk peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai kepemimpinan melalui pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan keterampilan sang anak. Guna mendorong sang anak untuk terlibat dalam suatu keputusan.
“Keluarga dapat memberikan akses pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan bakat dan minat penyandang disabilitas, misalnya keterampilan public speaking dan lainnya,” ujar Fatma dalam talkshow ‘Peran Keluarga dalam Membentuk Karakter Kepemimpinan Penyandang Disabilitas’, di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (2/12).
ADVERTISEMENT
“Semakin banyak penyandang disabilitas yang menjadi seorang pemimpin semakin banyak pula penyandang disabilitas yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan, sehingga menghasilkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada penyandang disabilitas,” tambah istri Mensos itu.
Sementara Angkie Yudistia, berkisah pengalamannya menjadi anak disabilitas. Angkie merupakan seorang tuna rungu.
“Saya enggak bisa denger itu dari usia 10 tahun. Bukan dari lahir, (tapi) dari 10 tahun karena sempat demam tinggi dan itu yang membuat enggak bisa denger,” tutur Angkie.
Ketika kecil, Angkie seringkali menerima bullying karena keterbatasan tersebut. Namun, berkat kepercayaan yang diberikan orang tua, perlahan-lahan dia bangkit dari rasa trauma.
Dukungan berarti dari kedua orang tua membuat Angkie dapat menjabat sebagai Staf Khusus Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Juru Bicara Pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Nah itu adalah peran orang tua di situ. Banyak orang tua yang merasa bahwa menganggap anak itu enggak bisa apa-apa. Jadi di rumah terus enggak boleh ke mana-mana. Kalau orang tua saya itu merasa bahwa di balik keterbatasan pasti ada kelebihannya,” imbuhnya.