Kementan Dukung Penuh Peluang Pasar Ekspor Beras Premium

16 September 2021 10:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi beras Jepang Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi beras Jepang Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Peluang pasar ekspor beras premium sangat besar dan sangat memungkinkan untuk terus ditingkatkan. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung penuh upaya pengembangan produksi mulai dari sisi budidaya sampai dengan akses pasar.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, menegaskan saat ini waktunya beras Indonesia 'berbicara' di luar negeri.
“Produksi padi saat ini surplus, oleh karena itu opsi ekspor merupakan solusi terbaik. Capaian ini diharapkan bisa menjadi penyemangat pelaku usaha pertanian. Arahan Bapak Mentan SYL untuk kita menggenjot ekspor,” ujarnya dalam siaran pers Kementan, Kamis (15/9).
com-Kunjungan kerja Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementan, Suwandi di Desa Cipeujeuh Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jumat (20/9). Foto: Dok. Ditjen Tanaman & Pangan
Melihat peluang ini, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Sang Hyang Seri tengah menjajaki pasar beras komersial dengan kualitas premium tujuan ekspor ke perusahaan Arab Saudi, Battlah Cooperation for Operation and Maintenance.
Direktur PT Sang Hyang Seri, Karyawan Gunarso, menyatakan, kerja sama ini akan menjadi awal untuk meningkatkan skala kerja sama yang lebih besar antara Indonesia dan Arab Saudi, khususnya suplai kebutuhan jemaah haji dan umrah dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Rencana ekspor ini ditunjang dengan kesiapan areal sawah yang dimiliki PT SHS seluas 3.150 hektar dengan potensi produksi gabah 37.800 ton serta kemitraan dengan produsen beras," kata Gunarso saat tampil sebagai salah satu narasumber pada Webinar Propaktani Episode 98 dengan Tema Peluang Pasar Ekspor Beras Premium pada Jumat (10/9) lalu.
Ilustrasi beras. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Tak hanya sendiri, PT SHS menjajakinya bersama PT Battlah International Trading. Direktur Utama perusahaan tersebut, Indra Riswanto, membeberkan PT SHS dan Al Batlah sepakat mempelajari profil bisnis dan melakukan studi bersama untuk merealisasikan berbagai kerja sama ekspor produk Indonesia selanjutnya.
"Kami berharap dari ekspor beras tersebut berlanjut ke rencana jangka panjang yang membuka peluang ekspor produk-produk pertanian, terutama hortikultura dan berbagai kerja sama investasi dengan para pengusaha Arab Saudi di masa mendatang,“ kata Indra.
Petani mengangkut gabah hasil panen di Samahani, Aceh Besar, Aceh. Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
Hal terpenting dalam rangka ekspor adalah dukungan sistem logistik. Pada kesempatan itu Budi Wiyono selaku Direktur Eksekutif DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), memberikan rekomendasi dari beberapa aspek.
ADVERTISEMENT
Seperti pengembangan sistem manajemen keamanan pangan, sistem pelacakan (tracking) komoditas pangan dari lahan ke pasar, penelitian dan pengembangan sistem penyimpanan dan pengolahan teknologi, pengembangan sistem pembiayaan pertanian dan pasar komoditas.
“Kita harus bisa bersinergi dengan baik agar apa yang kita harapkan bisa mencapai sasaran,“ ujar Budi.
Dalam upaya meningkatkan akses pasar ini, maka perbaikan mutu beras, kata Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi menjadi mutlak.
"Untuk itu, dukungan sarana panen dan pascapanen untuk perbaikan mutu tersebut menjadi prioritas,” pungkasnya.
Ilustrasi Beras Ketan. Foto: pixabay
Kementan telah mengeluarkan regulasi tentang Kelas Mutu Beras, meliputi beras premium, medium, dan beras khusus dengan kriteria masing-masing terkait derajat sosohnya, kadar air, broken atau bulir patah untuk melindungi hak konsumen, serta pemantauan dan pengawasan kualitas dan harga.
ADVERTISEMENT
Adapun beras khusus terdiri dari beras ketan, beras merah, beras hitam, beras untuk kesehatan, beras organik, beras Indikasi Geografis seperti beras Cianjur, beras varietas lokal, beras tertentu yang tidak bisa diproduksi dalam negeri.