Kementerian ESDM Klaim Bahan Bakar Gas Lebih Murah dan Aman

13 Maret 2017 16:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas. (Foto: Website: http://www.bumn.go.id)
Program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) bagi moda transportasi akan menjadi fokus utama pemerintah. Meskipun sudah dirancang sejak 2014, program tersebut dinilai tidak mengalami kemajuan signifikan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, penggunaan BBM untuk transportasi saat ini sudah mencapai 13 persen dari total konsumsi nasional setiap tahunnya. Sehingga, substitusi perlu dilakukan untuk menekan konsumsi BBM.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengklaim penggunaan BBG sebenarnya jauh lebih murah. Selain itu, bahan bakar bakar gas juga dianggap lebih aman. Untuk menggenjot penggunaan BBG, pemerintah akan membagikan 5.000 converter kit untuk mobil dinas pemerintah dan angkutan umum.
Sementara bagi pemilik kendaraan pribadi, mereka harus mengeluarkan kocek sendiri untuk membeli converter kit dengan harga Rp 26 juta per unit.
“Dengan penghematan menggunakan BBG, dalam 9 bulan sudah bisa kembali modal. Dan ke depannya akan untung terus,” kata Arcandra seperti dikutip kumparan (kumparan.com) di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Senin (13/3).
ADVERTISEMENT
Selain lebih efisien, gas bumi juga tergolong sebagai energi yang ramah lingkungan, tidak menimbulkan banyak polusi seperti BBM. Arcandra meyakinkan masyarakat bahwa penggunaan converter kit aman karena sudah melalui kualitas kontrol yang tepat.
"Ada data enggak mobil yang sudah pakai tabung converter kit meledak tabungnya? Enggak ada. Insya Allah safe. Persyaratan dari segi safety jadi perhatian kita semua," kata Arcandra.
Saat ini, harga gas untuk transportasi yaitu CNG (compressed natural gas) dijual Rp 3.100 per liter setara premium (lsp) di DKI Jakarta. Harga itu jauh lebih murah dibandingkan BBM jenis Premium yang dijual Rp 6.450 per liter.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Komersial Perusahaan Gas Negara (PGN), Danny Praditya, mengatakan penjualan BBG di 10 SPBG dan 5 MRU milik PGN saat ini jumlahnya mencapai 7,5 juta liter setara premium (lsp) setiap tahun.
ADVERTISEMENT
Selain itu, PGN juga sudah menyuplai BBG sebesar 3 juta lsp ke SPBG Pertamina. Jika dihitung rata-rata, BBG dari PGN diklaim mampu mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) hingga 5 juta liter per bulan.
"Penjualan kita sekitar 7,5 juta lsp per tahun, ditambah suplai ke SPBG Pertamina sekitar 3 juta lsp per bulan. Kira-kira impor BBM berkurang 4-5 juta liter per bulan," ujarnya.