Kementerian Hukum Gelar Pelatihan Paralegal Muslimat NU, Diikuti 2.500 Peserta

14 Juni 2025 17:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kementerian Hukum Gelar Pelatihan Paralegal Muslimat NU, Diikuti 2.500 Peserta
Pelatihan Paralegal Nasional Muslimat NU digelar di kantor Kementerian Hukum, Jakarta Selatan, Sabtu (14/6).
kumparanNEWS
Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, dalam acara pembukaan Pelatihan Paralegal Muslimat NU di Kemenkum, Jaksel, Sabtu (14/6/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, dalam acara pembukaan Pelatihan Paralegal Muslimat NU di Kemenkum, Jaksel, Sabtu (14/6/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Pelatihan Paralegal Nasional Muslimat NU digelar di kantor Kementerian Hukum, Jakarta Selatan, Sabtu (14/6). Acara yang digelar oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Kemenkum itu bakal diikuti 2.500 peserta.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Dewan Pembina Pimpinan Pusat Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa acara ini bertujuan untuk memperluas peran paralegal perempuan dalam mengawal persoalan hukum di tingkat paling bawah.
"Paralegal adalah bekal untuk mewujudkan Muslimat yang hebat," kata Khofifah, yang menyebut pelatihan ini menjadi salah satu bentuk konsolidasi peran perempuan NU dalam layanan hukum masyarakat akar rumput.
Khofifah mengatakan, selama ini Muslimat NU telah aktif memberikan layanan sosial dan pendidikan. Di antaranya, mengelola lebih dari 9.800 PAUD, 66 ribu majelis taklim, 147 panti asuhan, serta sejumlah rumah sakit dan koperasi. Namun, kini layanan itu diperluas dengan memperkuat bantuan hukum melalui pendirian pos bantuan hukum (Posbakum) dan pelatihan paralegal.
"Kami sedang menginventarisasi kemungkinan advokat yang akan memberikan penguatan pada Posbakum yang kami jalankan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Khofifah juga menyebut pelatihan paralegal ini akan bersinergi dengan pendekatan keadilan restoratif, seperti yang sudah dijalankan Muslimat NU di Jawa Timur sejak tiga tahun lalu. Ia mencontohkan pendekatan mediasi berbasis desa maupun sekolah yang melibatkan aparat penegak hukum dan tokoh masyarakat.
Isu kekerasan dalam keluarga juga turut disorot Khofifah. Ia menilai kasus-kasus inses, yang pelakunya kerap merupakan ayah, kakak, atau paman kandung, membutuhkan pendekatan khusus dari paralegal berbasis komunitas.
“Kami berharap Muslimat NU di tingkat desa, bahkan sub-desa, dapat menjadi bagian dari solusi, termasuk lewat pendekatan restoratif justice,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Khofifah turut menyampaikan apresiasi kepada Kemenkum atas dukungan penyelenggaraan pelatihan, sekaligus harapan agar seluruh peserta bisa tersertifikasi di akhir program.
ADVERTISEMENT
“Kami berharap tiap minggu akan ada pencerahan dari para pakar hukum untuk peserta. Karena paralegal ini tidak hanya pelatihan, tapi proses panjang, termasuk magang dan pendampingan,” katanya.
Ia juga menyinggung bahwa banyak anggota Muslimat NU memiliki latar belakang akademik tinggi, termasuk para guru besar dan pakar fikih. Hal itu, menurutnya, memperkuat potensi organisasi dalam menangani konflik sosial seperti sengketa waris dan masalah wakaf marak terjadi di akar rumput.
Khofifah pun mengingatkan pentingnya peran perempuan dalam membangun perdamaian dan peradaban dunia. Ia juga menyinggung situasi global terkini pasca serangan Israel ke pusat nuklir Iran sebagai pengingat pentingnya menjaga kesejukan di dalam negeri.
“Ini bagian dari upaya Muslimat NU mengawal bangsa. Kami pernah sampaikan kepada Presiden terpilih Prabowo, saat pilpres lalu kami khatamkan Al-Qur’an 165 ribu kali demi keselamatan bangsa,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Acara pembukaan dihadiri oleh Menkum Supratman Andi Agtas, MenPPPA Arifah Choiri Fauzi, dan Wamendes Riza Patria. Mereka membuka acara yang turut dihadiri oleh ribuan Muslimat NU dari seluruh Indonesia secara langsung dan daring.
Ada setidaknya 2.500 anggota Muslimat NU yang akan menjadi peserta pelatihan ini. Menteri Hukum, Supratman Andi Agtas, mengatakan pelibatan ribuan anggota Muslimat NU ini merupakan upaya pemerintah bersama organisasi kemasyarakatan untuk memperluas jangkauan akses keadilan masyarakat.
“Salah satu upaya untuk memperluas akses keadilan adalah melalui pendekatan keadilan yang berpusat pada masyarakat atau people-centered justice yang berfokus pada pelibatan dan pemberdayaan masyarakat. Hari ini, pemerintah dan NU berkolaborasi untuk melaksanakan pelatihan paralegal yang diikuti 2.500 anggota NU,” ujar Supratman.
ADVERTISEMENT
Keikutsertaan 2.500 peserta ini sekaligus mencatatkan rekor MURI di bidang peserta pelatihan paralegal perempuan terbanyak dari Muslimat NU.