Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Kemlu: 48 WNI Tak Ada yang Jadi Korban Kekerasan Geng Narkoba Ekuador
11 Januari 2024 23:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kericuhan di wilayah Guayaquil yang dipicu oleh geng bersenjata telah membuat pemerintah Ekuador menerapkan kondisi darurat per tanggal 8 Januari 2024.
ADVERTISEMENT
Ekuador mencekam usai deklarasi perang yang diumumkan oleh Presiden Daniel Noboa terhadap geng narkoba.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengatakan sejauh ini belum ada warga Indonesia di Ekuador yang menjadi korban dalam kericuhan tersebut.
"Berdasarkan komunikasi dengan komunitas WNI, hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban," kata Judha kepada wartawan, Kamis (11/1).
Dalam catatan KBRI Quito, total WNI yang berada di wilayah Ekuador saat ini sebanyak 48 orang. Sebagian adalah WNI yang berprofesi sebagai Paderi/Misionaris yang tersebar di wilayah terpencil di luar dari wilayah Guayaquil.
"Sementara itu sebagian lainnya adalah staf dan keluarga KBRI yang bermukim di Ibu Kota Quito," ucap Judha.
Secara khusus, KBRI juga telah memonitor kondisi WNI di Guayaquil. Seorang WNI wanita tercatat menetap di wilayah tersebut, namun saat ini yang bersangkutan terpantau tengah berada di luar wilayah Ekuador.
ADVERTISEMENT
"KBRI terus menjalin komunikasi dengan para WNI dan juga menyusun rencana kontingensi untuk antisipasi jika terjadi eskalasi yang semakin memburuk," kata Judha.
Ekuador Mencekam
Sejumlah geng narkoba juga telah menyatakan perang dan mengancam akan membunuh warga sipil secara acak sebagai respons atas status darurat nasional yang diterapkan Noboa.
Sementara status darurat nasional tersebut diterapkan setelah salah seorang gembong narkoba paling berbahaya di Ekuador, Jose Adolfo Marcias alias Fito, melarikan diri dari penjara berkeamanan tinggi di Kota Guayaquil pada Minggu (7/1).
Noboa kemudian mengeluarkan dekrit berisi 22 nama geng kriminal yang ditetapkan sebagai organisasi teroris dan target militer. Selain itu, Noboa memerintahkan operasi militer khusus untuk menyerbu anggota geng demi mengembalikan perdamaian di Ekuador.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, pemerintah Noboa berpendapat serangkaian kekerasan yang menerpa Ekuador saat ini adalah respons dari geng kriminal terhadap rencana sang presiden itu sendiri.
"Semua kelompok yang disebutkan dalam dekrit Noboa sekarang menjadi target militer," kata Kepala Komando Gabungan Angkatan Bersenjata Ekuador, Laksamana Jaime Vela.
Sejak ditunjuk sebagai presiden pada November 2023 lalu, Noboa bersumpah memerangi kekerasan terkait narkoba dan tak segan-segan menggunakan kekerasan.
"Kami tidak akan bernegosiasi dengan teroris atau beristirahat sampai kita mengembalikan perdamaian kepada semua orang Ekuador," tegas Noboa.