Kemlu Minta Pendeta Indonesia pada Aksi di AS Beri Klarifikasi

10 Juni 2020 12:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jubir Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jubir Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang pendeta asal Indonesia menyinggung soal diskriminasi di negeri kelahirannya pada pidato di sebuah aksi di Amerika Serikat. Atas komentarnya ini, Kementerian Luar Negeri RI meminta yang bersangkutan memberikan klarifikasinya.
ADVERTISEMENT
Pendeta tersebut diketahui adalah Oscar Surjadi, pemimpin City Blessing Church di Portland, Oregon, sejak 1998. Belum diketahui apakah Suryadi masih WNI atau sudah pindah kewarganegaraan.
Dalam aksi menentang kekerasan terhadap George Floyd, Kamis (4/6), di Pioneer Square, Surjadi menyampaikan pidato dan doanya. Surjadi mendapatkan sambutan positif dari warga karena pidatonya soal keadilan bagi seluruh manusia.
Namun dia menuai kecaman di tanah air lantaran di bagian awal pidatonya, dia mengatakan "tahu apa itu prasangka dan diskriminasi" karena berasal dari Indonesia.
"Saya lahir di Indonesia, jadi saya tahu apa itu prasangka dan diskriminasi," kata Surjadi.
"Saya kira saya bisa lari jauh dari Indonesia dan datang ke sini untuk menghirup kebebasan. Tapi saya melihat beberapa hari lalu, hati saya meleleh," lanjut pendeta ini lagi.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Kementerian Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah mengaku tidak tahu siapa yang berpidato tersebut. Namun, WNI di AS pada umumnya mematuhi imbauan dari kantor perwakilan.
"Saya tidak tahu siapa yang bersangkutan. Ada lebih dari 143 ribu WNI di AS, jika ditambah dengan mereka yang sudah menjadi WN AS angkanya bisa lebih banyak lagi," kata Faizasyah kepada kumparan, Rabu (10/5).
"Terkait aksi-aksi demonstrasi di AS, WNI pada umumnya mematuhi imbauan perwakilan Indonesia di AS untuk tidak ikut turun ke jalan," lanjut dia.
Faizasyah mengatakan kantor perwakilan RI akan mencari tahu soal pendeta tersebut. Namun dia meminta pendeta itu untuk memberikan klarifikasi atas pernyataannya tersebut, mencontoh kasus sebelumnya yang juga menyeret nama Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Nanti dicari tahu oleh perwakilan kita. Namun siapa pun yang bersangkutan, mencontoh kasus sebelumnya WN AS bertato peta RI yang ikut demo, pelaku dan juga orang tuanya memberikan klarifikasi. Contoh ini bisa juga dilakukan oleh yang bersangkutan," kata Faizasyah.
Sejumlah warga menjarah toko selama kerusuhan nasional setelah kematian George Floyd di Minneapolis, di Los Angeles, California, AS. Foto: REUTERS/Jonathan Drake
Pernyataan Faizasyah itu menyinggung soal Rainey Backues atau Dika, pria naturalisasi bertato Indonesia yang terlibat kerusuhan di Philadelphia. Dika tertangkap kamera merusak toko dalam kerusuhan.
Melalui akun Instagramnya, Dika panjang lebar memberikan klarifikasi dan permintaan maafnya. Ayah Dika, Lindy Backues, juga meminta maaf menyatakan keluarganya siap menerima konsekuensi atas tindakan anaknya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona
ADVERTISEMENT