Kemlu RI Akui Belum Dapat Banyak Info soal Australia Beli 5 Kapal Selam Nuklir

10 Maret 2023 18:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Teuku Faizasyah menjawab pertanyaan wartawan di agenda KTT G20 di Bali. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Teuku Faizasyah menjawab pertanyaan wartawan di agenda KTT G20 di Bali. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri RI memantau akan rencana pembelian lima kapal selam bertenaga nuklir buatan Amerika Serikat oleh Australia. Pernyataan itu disampaikan jelang pertemuan pemimpin AUKUS pekan depan.
ADVERTISEMENT
Kerja sama pertahanan AUKUS beranggotakan Australia, AS dan Inggris. Pada pertemuan di San Diego AS pada Senin (13/3) mendatang, AUKUS akan mengumumkan pembelian lima kapal selam tenaga nuklir oleh Australia dari AS.
Terkait itu jubir Kemlu RI Teuku Faizasyah mengaku, belum banyak informasi yang dimiliki pemerintah Indonesia soal rencana pembelian kelima kapal selam nuklir tersebut.
“Kita mencatat minggu depan itu bakal ada pertemuan 3 kepala negara, kepala negara AS, Inggris, dan Australia dan dari informasi pemberitaan, pertemuan itu menyangkut isu AUKUS,” ujar Faizasyah dalam press mingguan di kantor Kemlu.
Pre-commissioning Unit (PCU) kapal selam serangan kelas Virginia John Warner (SSN 785) dipindahkan ke dok kering terapung Newport News Shipbuilding dalam persiapan untuk pembaptisan 6 September di Newport News, Virginia, AS 31 Agustus 2014. Foto: Huntington Ingalls Industries/Handout via Reuters
“Dari sisi pemerintah belum banyak yang bisa kita ketahui, kecuali ketika hasil pertemuan sudah keluar,” sambung dia.
Karena informasi yang diterima masih minim, Faizasyah menegaskan pemerintah belum bisa menilai apakah pembelian kapal selam itu menjadi ancaman atau bukan.
ADVERTISEMENT
"Apakah dianggap sebagai ancaman? Tidak bisa komentar lebih jauh, karena pertemuannya juga masih minggu depan. Kami tidak ingin mendahului sesuatu yang belum terjadi," papar dia.

Untuk Perdamaian

Menteri Pertahanan Australia Richard Marles berbicara selama konferensi pers setelah pertemuan bersama dengan timpalannya dari Prancis di Quai d'Orsay di Paris, pada 30 Januari 2023. Foto: STEPHANE DE SAKUTIN/AFP
Sejak dibentuk pada satu setengah tahun lalu, AUKUS memicu kekhawatiran dari negara tetangga. Salah satu tujuan pembentukan AUKUS bahkan demi membendung pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.
China bahkan mengaku keberatan soal pembentukan AUKUS. Kekhawatiran serupa juga disampaikan Indonesia. Bahkan pada pertemuan 2+2 RI-Australia pada Februari lalu, Menlu Retno meminta AUKUS transparan.
Kekhawatiran tersebut direspons Negeri Kanguru. Menhan Australia Richard Marles memastikan kapal selam yang dibeli dari AS tidak ditujukan untuk perang, melainkan untuk menjaga keamanan kawasan.
“Jelas, kapal selam ini punya kemampuan beroperasi dalam perang, tapi tujuan sebenarnya adalah memberikan stabilitas dan perdamaian di kawasan kita,” kata Marles, seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Marles pun meminta agar negara-negara tetangga tidak khawatir dengan pembelian dan pengembangan kapal selam nuklir di Australia. Sebab, ditegaskan Marles, Australia punya kewajiban menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan.
“Pada saat ini saya akan sampaikan kepada tetangga kami dan kepada teman-teman kami di seluruh dunia bahwa Australia berinvestasi dalam pertahanan. Kami juga melakukan itu sebagai bagian kontribusi kami dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dan kawasan dan dunia,” imbuhnya.