Kemlu RI Sebut 6 Polisi Maritim Malaysia Dibebastugaskan Buntut Penembakan 5 WNI

11 Februari 2025 18:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, saat ditemui di Ibis Hotel Yogyakarta, Kamis (20/6/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, saat ditemui di Ibis Hotel Yogyakarta, Kamis (20/6/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri RI melalui Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha menyampaikan perkembangan penyelidikan terkait 5 warga negara Indonesia (WNI) yang ditembak oleh Polisi Maritim Malaysia (APMM) di perairan Selangor, Malaysia.
ADVERTISEMENT
Judha bilang, ada 6 personel APMM yang dibebastugaskan akibat insiden ini. Hal ini dilakukan guna mempermudah proses penyelidikan oleh Malaysia.
“Pernyataan Presiden Prabowo dan Pak Menlu segera direspons Perdana Menteri Malaysia dan PM Dalam Negeri Malaysia bahwa proses investigasi saat ini terus berlangsung dan hasilnya nanti akan disampaikan kepada KBRI di Kuala Lumpur,” kata Judha saat menerima jenazah korban Victor Maruli Tua (39) di Terminal Kargo Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Selasa (11/2).
“Dapat kami sampaikan 6 aparat APMM itu sudah dibebastugaskan dalam rangka penyelidikan dan mereka dikenakan dakwaan (Pelanggaran) Akta Senjata Api 1960,” sambungnya.
Jenazah warga negara Indonesia (WNI) bernama Victor Maruli Tua (39) yang tewas dalam insiden penembakan oleh Polisi Maritim Malaysia (APMM) di Perairan Selangor dipulangkan ke Sumatera Utara (Sumut) hari ini Selasa (11/2/2025). Foto: Tri Vosa Fabiola Ginting/kumparan
Judha bilang, KBRI juga sudah melayangkan nota diplomatik kepada Malaysia.
“Pertama meminta akses kekonsuleran untuk memberikan pendampingan dan bantuan kekonsuleran kepada WNI kita,” kata dia.
ADVERTISEMENT
“Kemudian juga meminta agar dilakukan proses investigasi secara menyeluruh terhadap insiden ini. Termasuk apakah tindakan yang dilakukan oleh aparat agensi penguat kuasa maritim Malaysia sudah sesuai prosedur atau ada kemungkinan penggunaan kekuatan yang berlebihan sehingga timbul jatuh korban jiwa,” jelasnya.
Insiden penembakan ini terjadi pada Jumat (24/1). Dari 5 korban, dua korban dinyatakan meninggal dunia dan sudah dipulangkan ke rumah duka di Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Utara.
Menurut laporan NST, insiden terjadi pada 24 Januari 2025, sekitar pukul 03.00 pagi. APMM menembak ke arah sebuah kapal yang diduga milik tersangka setelah kapal patroli mereka ditabrak empat kali.
Dalam konfrontasi itu, dua orang di kapal diduga mencoba menyerang petugas APMM dengan parang.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 09.00 pagi, APMM menerima laporan adanya kapal yang terombang-ambing di perairan Pantai Banting, Kuala Langat. Ketika petugas tiba, mereka menemukan dua orang di dalamnya.
Satu orang WNI asal Riau dinyatakan meninggal dunia di lokasi, sementara satu lainnya mengalami luka parah dan dilarikan ke Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah di Klang.
Beberapa jam kemudian, tiga orang WNI lainnya ditemukan dengan luka tembak di Rumah Sakit Sultan Idris Shah di Serdang.