Kemlu RI Sebut Diplomatnya Selamat dari Serangan Bom di Pakistan

24 September 2024 6:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas keamanan berdiri di dekat lokasi ledakan bom, di Malam Jabba di distrik Swat, provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, Minggu (22/9/2024). Foto: Mehboob UL HAQ / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas keamanan berdiri di dekat lokasi ledakan bom, di Malam Jabba di distrik Swat, provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, Minggu (22/9/2024). Foto: Mehboob UL HAQ / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah serangan bom terjadi di distrik Swat, provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, pada Minggu (22/9). Serangan tersebut menyasar konvoi para diplomat, yang didalamnya terdapat diplomat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) memastikan, diplomat Indonesia selamat dari serangan tersebut.
"Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Islamabad dan seluruh rombongan korps diplomatik dalam keadaan aman dan telah kembali ke Islamabad dengan selamat," kata Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Sumirat, dikutip dari Antara, Selasa (24/9).
Konvoi tersebut terdiri dari rombongan beberapa diplomat negara-negara, seperti Portugal, Kazakshstan, Bosnia dan Herzegovina, Zimbabwe, Rwanda, Turkmenistan, Vietnam, Iran, Rusia dan Tajikistan.
Mereka sedang dalam perjalanan pulang, menghadiri undangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Islamabad dan Swat untuk mempromosikan industri setempat.
Rolliansyah menambahkan, dengan adanya peristiwa ini, KBRI di Islamabad akan berkoordinasi ketat dengan aparat keamanan Pakistan guna memastikan keselamatan WNI lainnya.
ADVERTISEMENT
"KBRI Islamabad akan terus berkoordinasi dengan aparat pemerintah Pakistan guna memastikan keamanan dan keselamatan seluruh WNI di Pakistan,” ucapnya.
Mengingat, ada 1.200 WNI yang saat ini menetap di Pakistan. Kebanyakan dari mereka adalah pelajar, atau WNI yang menetap karena menikah dengan warga setempat.
Rolliansyah juga meminta, para WNI ini untuk terus memantau pemberitaan terkait, sehingga mampu mengambil langkah-langkah yang terukur.
"Untuk itu, masyarakat juga diimbau untuk terus memantau pemberitaan secara terukur dan bertanggung jawab,” demikian menurut kata Rolliansyah.
Pada serangan ini, seorang anggota polisi tewas setelah terluka. Nyawanya tak tertolong, begitu tiba di Rumah Sakit.
Serangan ini sendiri jadi perhatian khusus Presiden Pakistan Asif Zardari. Ia menduga, aksi ini dilancarkan oleh kelompok teroris lokal.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari kantor berita AFP, kelompok Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) berada di balik aksi ini. Kelompok ini terpisah dari Taliban Afghanistan, tapi punya ideologi yang sama.
TTP sendiri masuk daftar hitam terorisme Paksitan. Salah satu aksi mereka adalah menembak perempuan berusia 15 tahun, Malala Yousafzai, karena menyuarakan hak-hak anak perempuan untuk mengenyam pendidikan.