Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berada di pusat ibu kota, lokasi belanja Sarinah pernah menjadi primadona di Indonesia terutama untuk warga Ibu kota.
Seperti yang dialami oleh Bunda Sri, seorang warga Depok berusia 72 tahun.
Masih jelas diingatannya, ia hadir dalam peresmian Sarinah sebagai pusat perbelanjaan modern di Indonesia yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1966.
Saat itu Ibu Bunda berusia 17 tahun dan tinggal di kawasan Sam Ratulangi, Menteng, Jakarta Pusat. Ia ikut dengan sang ayah menghadiri peresmian Sarinah. Sang Ayah yang merupakan pengusaha mendapat undangan untuk hadir dalam acara.
Hadir dalam peresmian pusat perbelanjaan pertama di Indonesia, menjadi momen yang tak terlupakan.
“Saya kan sekolah di Santa Theresia, dekat dengan Sarinah, waktu itu kelas 2 atau kelas 3 gitu ya saya ikut Bapak ke peresmian Sarinah di sana banyak pengusaha nasional yang hadir,” kata Bunda kepada kumparan, Jumat (8/5).
Menurut Bunda, saat itu yang menarik perhatian adalah eskalator pertama yang ada di Indonesia berada di Sarinah . Saat itu undangan yang hadir mendapat kesempatan untuk merasakan naik eskalator.
ADVERTISEMENT
“Semuanya sama noraknya karena baru pertama lihat eskalator, waktu itu tertib, engga ada yang berebut, perilakunya semua sopan, mudah diatur orang-orangnya. Jadi saya ikut sama Bapak berdiri di sampingnya. Enggak ada yang rebutan, semua tertib, “ sambung Bunda.
Selain mengenai eskalator, Mantan Dosen di Universitas Indonesia ini juga menceritakan mengenai produk-produk Indonesia yang di pajang di sana begitu beraneka ragam yang dihadirkan saat peresmian.
“Kesan yang saya ingat adalah, bapak saya bilang ayo ikut, kita lihat barang-barang produk nasional bagus-bagus jadi enggak perlu membanggakan barang dari luar negeri. Ada batik, terus kerajinan seperti topeng-topeng, sama kaya yang dijual sekarang pokoknya Indonesia sekali, " pungkasnya.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.