Kenapa Hanya Ada Satu Partai yang Selalu Menang di Pemilu Singapura?

10 Juli 2020 8:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pemilu Singapura. Foto: Edgar Su/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pemilu Singapura. Foto: Edgar Su/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari ini, Jumat 10 Juli 2020, warga Singapura akan berbondong-bondong menuju TPS untuk memberikan hak pilihnya.
ADVERTISEMENT
Tak ubahnya pemilu-pemilu sebelumnya, penguasa Negeri Singa, Partai Aksi Rakyat (PAP), diperkirakan kembali menang. Kekuasaan PAP tidak pernah goyah sejak Singapura merdeka pada 1965.
People's Action Party Singapura. Foto: Getty Images
Sampai saat ini, Singapura hanya pernah dipimpin oleh tiga orang Perdana Menteri (PM): Lee Kuan Yew, Goh Chok Tong dan PM saat ini Lee Hsien Loong. Semuanya adalah politikus PAP.
Melihat kekuasaan PAP yang begitu absolut, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan lawan-lawan politiknya seakan tak berdaya.
Mengutip dari Reuters dan berbagai sumber lain, berikut ulasannya:
Merugikan oposisi
Suasana pemilu di Singapura. Foto: Edgar Su/Reuters
Tiap menggelar pemilu kelompok HAM salah satunya ASEAN Parliamentarians for Human Rights selalu menuding, pemilu Singapura sengaja dirancang untuk merugikan oposisi.
Mereka memberikan contoh, Singapura kerap mengubah peta daerah pemilihan (dapil). Perubahan dapil didasari oleh pertumbuhan dan pergeseran populasi.
ADVERTISEMENT
Sayangnya perubahan dapil prosesnya tidak transparan. Kelompok ini menuduhnya sebagai salah satu cara untuk memenangkan PAP pada setiap pemilu.
PM berhak menentukan pemilu kapan saja
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong Foto: AFP/TIMOTHY A. CLARY
PM Singapura, yang sejak kemerdekaan selalu dari PAP, punya hak prerogatif untuk menentukan kapan pemilu akan digelar.
Dia hanya butuh persetujuan Presiden Singapura yang hampir pasti adalah politikus PAP atau kolega dekat partai tersebut.
Suasana pemilu di Singapura. Foto: Edgar Su/Reuters
Pada pemilu 2020, pengumuman tanggal pasti pemilu diumumkan pada 23 Juni 2020 atau kurang tiga pekan dari tanggal pelaksanaannya pada 10 Juli 2020.
Karena waktu yang mepet. Otomatis yang paling siap adalah partai penguasa PAP.
Akibatnya oposisi kesulitan untuk mematangkan strategi pemilu. Keadaan diperparah pada aturan bahwa waktu kampanye di Singapura hanya sembilan hari.
ADVERTISEMENT
Oposisi lemah
Suasana pemilu di Singapura. Foto: Edgar Su/Reuters
Pada pemilu 2020 ini ada 11 partai yang ikut serta.
Beberapa pengamat politik di Singapura melihat, partai-partai oposisi tidak mempunyai daya tawar untuk mendapat dukungan. Oposisi hanya bertindak sebagai penyeimbang PAP.
Tidak ada satu partai yang punya program jelas sebagai pemerintahan alternatif untuk menggeser dominasi PAP.
Penguasa Singapura kuasai media
Suasana pemilu di Singapura. Foto: Edgar Su/Reuters
Media arus utama di Singapura, pastinya memiliki hubungan dekat dengan pemerintah. Secara umum mereka mendukung kebijakan pemerintah bahkan saat pemilu sekali pun.
Selama pemilu, PAP tidak pernah berkomentar mengenai masalah-masalah dianggap sensitif di Singapura.
Berulang kali pemimpin PAP menegaskan kebebasan pers harus dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan nasional.
Masalah hukum
Suasana pemilu di Singapura. Foto: Edgar Su/Reuters
Dalam sejarah Singapura, beberapa tokoh oposisi pernah dituntut oleh PAP. Mereka yang bermasalah hukum karena aduan PAP termasuk J.B. Jeyaretnam dan Chee Soon Juan.
ADVERTISEMENT
Akibat gugatan tersebut, para tokoh-tokoh oposisi sampai mengalami kebangkrutan. Biasanya, oposisi dilaporkan atas dugaan pencemaran nama baik
PAP pernah mengeluarkan komentar, laporan terkait pencemaran nama baik dibutuhkan untuk melindungi reputasi mereka.
Yang teranyar, beberapa tokoh oposisi dilaporkan atas laporan penyebaran berita palsu terkait pemilu.