Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
Siapa yang akan menggantikan Paus Fransiskus kini menjadi salah satu fokus umat Katolik dunia. Konklaf -- proses pemilihan paus -- sejatinya akan digelar dalam rentang 15-20 hari setelah paus wafat.
ADVERTISEMENT
Dari Indonesia, ada satu sosok yang berpotensi menjadi paus. Sosok itu adalah Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo. Hal itu diungkapkan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin.
"Kardinal Ignatius Suharyo itu berusia tahun ini 74 tahun akan [menuju] 75 [tahun]. Jadi beliau salah satu yang berhak untuk memilih dan dipilih sebagai pengganti Paus Fransiskus," kata Mgr. Antonius dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/4).
Mgr. Antonius mengatakan, hanya kardinal yang dapat memilih dan dipilih sebagai paus. Total kardinal di seluruh dunia ada 200, tapi yang punya hak memilih dan dipilih hanya 120 orang. Selain itu, kardinal yang berhak memilih dan dipilih harus berusia di bawah 80 tahun.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Mgr. Antonius menyampaikan rencana berangkat ke Vatikan bersama Kardinal Ignatius Suharyo untuk mengikuti konklaf.
"Saya sampai sekarang merencanakan akan berangkat bersama dengan Bapak Kardinal, hanya belum konfirmasi," ungkapnya.
Kata Kardinal Ignatius Suharyo soal Konklaf
Sementara itu, Kardinal Ignatius Suharyo mengaku masih belum bisa memastikan apakah akan ikut konklaf atau tidak. Dia belum pernah mengikuti konklaf karena baru dilantik menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus pada 2019 lalu.
"Saya belum pernah ikut konklaf, jadi nanti akan melihat apa yang harus saya lakukan," katanya.
Ia menjelaskan, dalam konklaf tidak ada kampanye terang-terangan yang dilakukan kardinal. Setiap kardinal nanti akan diberikan kesempatan untuk berbicara mengenai harapan masa depan gereja.
"Karena roh kudus itu berkaryanya juga lewat pemungutan suara. Pasti ada lobi-lobi, diskusi, dan sejauh dapat saya dengar masing-masing nanti diberi kesempatan untuk berbicara mengenai masa depan gereja Katolik semacam apa yang akan dipimpin oleh paus yang akan terpilih," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi paus yang akan terpilih itu nanti sudah mempunyai gambaran mengenai gereja macam apa yang akan diharapkan bertumbuh dengan kepemimpinan yang baik. Tidak ada rebutan kekuasaan, tidak ada suap menyuap di situ, semuanya kita percaya, umat Katolik percaya bahwa ini semua dalam bimbingan roh kudus," lanjutnya.