Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan masih melacak (tracing) jejak para pasien positif virus corona (COVID-19) untuk menekan penyebaran virus. Juru bicara penanganan corona, Achmad Yurianto, mengakui pihaknya menemukan kendala tracing karena pasien sulit mengingat ke mana mereka pergi selama masa inkubasi virus 14 hari.
ADVERTISEMENT
"Beberapa kendala di dalam tracing adalah sering kali pasien yang sudah jelas-jelas positif tidak mampu mengingat dengan baik dalam 14 hari terakhir ketemu siapa, di mana. Ini yang menjadi tantangan kita," ujar Yuri dalam konferensi pers di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/3).
"Kita akan tetap melakukan tracing ini. Tetapi yang paling penting bagi kita adalah bagaimana memberdayakan masyarakat di sekitarnya dan memberikan edukasi yang semaksimal mungkin agar mereka merespons ini dengan sikap yang hati-hati tetapi tidak panik," tutur Dirjen Kemenkes ini.
Sejauh ini, sudah ada 27 pasien positif corona di Indonesia. Mereka berasal dari beberapa klaster, yakni Klaster Jakarta akibat tertular dari WN Jepang di acara dansa, imported case (tertular setelah pulang dari luar negeri), local transmission (penularan virus yang terjadi di wilayah Indonesia, subklaster), serta ABK Diamond Princess.
ADVERTISEMENT
Kemenkes juga baru saja mengumumkan 1 pasien WNA (62) yang meninggal dunia. WNA tersebut memiliki riwayat penyakit diabetes hingga paru-paru obstruktif.