Kenya Rusuh Besar: Satu Orang Tewas dan Lebih 200 Lainnya Terluka

21 Juni 2024 17:07 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pengunjuk rasa bereaksi ketika petugas Polisi Kenya menyemprotkan air untuk membubarkan massa selama demonstrasi menentang kenaikan pajak di pusat kota Nairoibi, Kenya, Kamis (20/6/2024). Foto: SIMON MAINA/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pengunjuk rasa bereaksi ketika petugas Polisi Kenya menyemprotkan air untuk membubarkan massa selama demonstrasi menentang kenaikan pajak di pusat kota Nairoibi, Kenya, Kamis (20/6/2024). Foto: SIMON MAINA/AFP
ADVERTISEMENT
Setidaknya satu orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka dalam aksi protes nasional di Kenya pada Kamis (20/6). Protes ini menentang rencana pemerintah untuk menaikkan pajak tambahan sebesar USD 2,7 miliar. Hal itu dilaporkan aliansi kelompok hak asasi manusia dan pengawas polisi Kenya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan para pengunjuk rasa di ibu kota Nairobi.
Lima kelompok hak asasi manusia, termasuk Amnesty International dan Kenya Medical Association, mengungkap adanya indikasi penggunaan peluru tajam dari keberadaan selongsong peluru di lokasi.
Lebih dari 100 pengunjuk rasa juga dilaporkan telah ditangkap di seluruh Kenya.
Para pengunjuk rasa berbaris sambil meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah dalam demonstrasi menentang kenaikan pajak di pusat kota Nairoibi, Kenya, Kamis (20/6/2024). Foto: SIMON MAINA/AFP
Otoritas Pengawasan Kepolisian Independen (IPOA) telah mendokumentasikan kematian seorang pria yang diduga akibat penembakan polisi pada Jumat (21/6).
Pria berusia 29 tahun tersebut meninggal saat menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka di pahanya pada Kamis malam. Namun, laporan polisi tidak menyebutkan secara spesifik bagaimana dia terluka. Beberapa demonstran lainnya terluka serius, termasuk petugas polisi.
ADVERTISEMENT
Komandan polisi wilayah Nairobi, Adamson Bungei, tidak memberikan komentar saat dihubungi.
"Kami memuji ribuan pengunjuk rasa, banyak di antaranya adalah anak muda, karena melakukan aksi demonstrasi secara damai dan menunjukkan pengendalian diri serta kesopanan meskipun ada provokasi oleh polisi," kata kelompok hak asasi manusia, seperti dikutip dari Reuters.
Seorang pengunjuk rasa bereaksi ketika polisi Kenya menembakkan gas air mata ke arah mereka saat demonstrasi menentang kenaikan pajak di pusat kota Nairoibi, Kenya, Kamis (20/6/2024). Foto: SIMON MAINA/AFP
Para pengunjuk rasa mendesak pemerintah untuk sepenuhnya membatalkan rancangan undang-undang keuangan yang mereka anggap akan menghambat perekonomian, dan meningkatkan biaya hidup yang sudah sulit bagi warga Kenya.
Namun, Dana Moneter Internasional (IMF) menegaskan bahwa pemerintah perlu meningkatkan pendapatan untuk mengurangi defisit anggaran dan pinjaman negara.
Awal pekan ini, pemerintah menunjukkan sedikit pelunakan sikapnya. Presiden Kenya William Ruto mendukung rekomendasi untuk menghapus beberapa pungutan baru, termasuk atas kepemilikan mobil, roti, minyak goreng, dan transaksi keuangan.
ADVERTISEMENT
Petugas polisi Kenya mengepung seorang pengunjuk rasa saat demonstrasi menentang kenaikan pajak saat Anggota Parlemen melakukan pemungutan suara untuk RUU Keuangan 2024 di pusat kota Nairoibi, Kenya, Kamis (20/6/2024). Foto: SIMON MAINA/AFP
Meskipun terjadi demonstrasi yang meluas di 19 dari 47 kabupaten di Kenya, anggota parlemen tetap meloloskan rancangan undang-undang keuangan tersebut pada pembahasan kedua, Kamis.
Hal itu membawa usulan pajak yang disengketakan ke tahap berikutnya untuk mendapatkan persetujuan. Para anggota parlemen dijadwalkan bertemu pada Selasa untuk melakukan pemungutan suara mengenai usulan perubahan terhadap rancangan undang-undang tersebut.
Menurut komite anggaran parlemen, RUU itu akan mengurangi anggaran sebesar 200 miliar shilling Kenya ($1,56 miliar) pada anggaran tahun 2024/2025, dan memaksa pemerintah untuk melakukan pemotongan belanja.