Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Kepala BGN Cerita Ada Anak Tak Mau Makan MBG, Ternyata Habis Makan Nasgor
21 Januari 2025 17:34 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) yang merupakan program Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan, dari kejadian tersebut, pihaknya selalu melakukan pengecekan serta evaluasi setiap jam 16.00 di seluruh Dapur SPPG Indonesia.
“Supaya semuanya tersandar sehingga kalau ada kejadian-kejadian seperti di Sukoharjo, kami bisa cepat ngecek setiap kali ada isu. Kami dengan mudah mengecek dan kami melakukan evaluasi setiap sore jam 4 di seluruh Indonesia,” kata Dadan dalam rapat bersama Komite III DPD, Jakarta Pusat, Selasa (21/1).
Murid yang keracunan tersebut berjumlah 40 orang. Dadan mengatakan, anak-anak tersebut sudah sehat dan bisa kembali beraktivitas di sekolah.
“Ketika terjadi keracunan di Sukoharjo kami cek penyebabnya apa dan kami sudah bisa atasi. Alhamdulillah sekarang semuanya sudah terkendali dan anak yang 40 terkena dampak sudah makan, sudah sekolah lagi, sudah makan seperti biasa,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Dadan melanjutkan, semua laporan yang terjadi di media sosial juga telah dilakukan pengecekan. Termasuk laporan seorang murid SDN 166 Palembang yang tidak mau makan MBG.
Setelah melakukan pengecekan, kata Dadan, ternyata anak tersebut baru selesai makan nasi goreng, sehingga masih kenyang.
“Contohnya laporan ada anak yang tidak mau makan di Palembang di hari pertama setelah kami cek ternyata anak tersebut baru selesai makan nasi goreng. Jadi tidak mau makan bukan karena tidak berselera tapi karena memang masih kenyang,” ungkap dia.
Selain melakukan pengecekan laporan, BGN juga telah menetapkan standar gizi khusus dengan memastikan kebutuhan kalori anak terpenuhi.
“Jadi itu pola kami, jadi kami menetapkan standar tinggi. Jadi standar kami ketika melakukan program makan bergizi yang pertama adalah kebutuhan kalori setiap penerima manfaat harus terpenuhi, itu program kami,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT