Kepala BIN Prediksi Perang Rusia dan Ukraina Bakal Lama: Ada Potensi Nuklir

17 Januari 2023 18:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan. Foto: BIN
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan. Foto: BIN
ADVERTISEMENT
Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan membeberkan analisisnya terhadap perang Rusia dan Ukraina. Pria yang terkenal dengan panggilan BG ini mengatakan, perang kedua negara itu akan berjalan lama.
ADVERTISEMENT
"Perlu menjadi perhatian kita bersama, yang pertama adalah perang Rusia dan Ukraina yang diprediksi masih akan berlangsung lama," kata BG dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia di SICC Sentul, Bogor, Selasa (17/1).
Eks Wakapolri ini menjelaskan, prediksi itu didapatnya berdasarkan foresight intelijen hasil analisis big data Badan Intelijen Negara dan intelijen dunia. Perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan ini menjadi ancaman dan tantangan Global pada 2023.
"Dan diperparah dengan munculnya potensi penggunaan senjata nuklir dalam skala yang terbatas perang antara kedua negara tersebut telah mengganggu pasokan energi dan pangan dunia," ucap BG.
Tim penyelamat melakukan pencarian korban serangan rudal Rusia yang menghantam apartemen di Kota Dnipro, Ukraina, Minggu (15/1/2023). Foto: Clodagh Kilcoyne/REUTERS
BG menuturkan, selain masalah perang Rusia dan Ukraina, konflik China dan Taiwan juga menjadi sorotan pemerintah. Jika kedua negara ini sampai berperang, BG mengatakan banyak negara termasuk Indonesia akan terdampak.
Suasana pembukaan Rakornas Kepala Daerah dan FKPD se-Indonesia di SICC Sentul, Bogor, Selasa (17/1/2023). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
"Konflik geopolitik China dan Taiwan di Selat Taiwan juga akan semakin memprihatinkan karena akan mempengaruhi jalur logistik dunia," kata BG.
ADVERTISEMENT
"Akibatnya, banyak negara terpaksa harus menerapkan nasionalisme yang sempit atau langkah-langkah proteksionisme guna untuk mengamankan dan memenuhi kebutuhan dalam negerinya masing-masing," tutur dia.
Rusia menyerang Ukraina pada 24 Feburari 2022. Hingga Januari 2023, belum ada tanda-tanda serangan itu akan berkahir.
Rusia menyebut serangan di Ukraina merupakan operasi militer khusus dalam merebut kembali wilayah Donbass.