Kepala BIN soal Mitigasi Omicron Siluman: Perkuat Vaksinasi dan Gaya Hidup Sehat

28 Maret 2022 12:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anggota kepolisian mengawasi penerapan protokol kesehatan pada pelaksanaan Salat Id di Masjid Al-Ikhlas di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (13/5/2021). Foto: Basri Marzuki/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anggota kepolisian mengawasi penerapan protokol kesehatan pada pelaksanaan Salat Id di Masjid Al-Ikhlas di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (13/5/2021). Foto: Basri Marzuki/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Optimisme Indonesia dapat keluar dari pandemi COVID-19 semakin terasa, menyusul pelonggaran sosial yang terus diberikan pemerintah dengan perhitungan matang. Pekan lalu, Presiden Jokowi mengumumkan pencabutan pembatasan tarawih berjemaah selama Ramadhan, begitu pula mudik saat Lebaran.
ADVERTISEMENT
Pelonggaran berarti mobilitas sosial dan akselerasi ekonomi semakin meningkat. Terkait hal ini, Badan Intelijen Negara (BIN), mendorong penguatan mitigasi, agar keberhasilan pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi yang telah dicapai tidak berbalik arah.
Terlebih masuknya subvarian omicron BA.2 yang menular lebih cepat dan sulit dideteksi sehingga dijuluki Omicron Siluman.
Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan mengatakan, pemerintah memiliki skenario yang rasional dan selalu berdasarkan ilmu pengetahuan.
Kepala BIN, Budi Gunawan. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro
Selama ini, strategi PPKM berbasis wilayah yang terus dievaluasi berdasarkan kondisi objektif setiap daerah telah memungkinkan Indonesia mengendalikan pandemi sekaligus memungkinkan mesin ekonomi tetap bekerja.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi ancaman Omicron Siluman, ia terus mendorong percepatan dan perluasan vaksinasi.
“Percepatan vaksinasi yang sudah dilakukan sejak awal, terbukti berhasil memberikan perlindungan memadai bagi masyarakat sehingga berbagai indikator pandemi kini semakin baik,” ujar Budi Gunawan, Senin (28/3).
ADVERTISEMENT
“Kita perluas vaksinasi ke semua kelompok sasaran, dan ke semua wilayah. Begitu pun target capaian, harus kita naikkan. Kita tidak ingin kalah cepat. Capaian angka di kelompok rentan, yaitu anak-anak dan lansia kita naikkan, sementara di kelompok umum kita dorong agar vaksinasi tuntas hingga booster,” imbuhnya.
Kepala BIN Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi anak 6-11 tahun di Banten, Selasa (14/12) dok Foto: BIN
Menurut Budi Gunawan, berdasarkan berbagai data, vaksin yang Indonesia gunakan terbukti memiliki efikasi yang baik, minimal bisa menekan gejala bila orang yang sudah divaksin tetap tertular.
“Jangan mengira vaksin tidak berguna karena masih ada penerima yang terinfeksi. Data menunjukkan, sebagian besar mereka yang telah divaksin dua dosis apalagi tiga dosis (booster), asymptomatic atau hanya mengalami gejala ringan bila terinfeksi," jelas Budi Gunawan yang juga merupakan inisiator medical intelligence Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
Warga melintas di depan tentang mural COVID-19 di Jakarta, Selasa (2/11/2021). Foto: Sigid Kurniawan/Antara Foto
Dan setelah negatif, kekebalan tubuh mereka menjadi sangat baik untuk jangka yang lebih lama. Vaksin berhasil mengaktifkan kemampuan belajar sel T dan sel B pada tubuh manusia, sehingga mampu meredam daya-rusaknya,” imbuhnya.
Langkah mitigasi lain untuk menghindari terjadinya lonjakan akibat Omicron Siluman, menurut Kepala BIN, adalah disiplin prokes sebagai gaya hidup sehat.
“Test dan tracing harus terus dilakukan, ventilasi silang ruangan atau filter udara perlu diperhatikan, dan kebiasaan hidup sehat dengan masker dan cuci tangan harus menjadi etiket sehari-hari.” Indonesia siap dan tetap optimis.