Kepala BPBD DKI: Di Jakarta Banjir Tak Membahayakan

23 Februari 2017 8:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kepala BPBD DKI Jakarta, Husein Murad (Foto: Marcia Audita/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPBD DKI Jakarta, Husein Murad (Foto: Marcia Audita/kumparan )
Jakarta dilanda banjir. Dalam minggu ini, setidaknya 54 wilayah di Jakarta terendam. Banjir di beberapa daerah pun sempat tak kunjung surut.
ADVERTISEMENT
Rangkaian proses mitigasi bencana pun terus disiagakan. Sistem peringatan dini berupa SMS blast hingga perangkat pemantau cuaca menjadi senjata untuk menjaring informasi awal serta peringatan kepada warga.
Untuk menggali seluruh rangkaian mitigasi bencana, Rabu (23/2) sore kemarin, kumparan melakukan wawancara dengan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, Husein Murad. Berikut adalah wawancaranya:
Update banjir terkini (Rabu sore)?
Hari ini memang air sejak tadi pagi sudah turun signifikan, sehingga wilayah yang tadinya ada pengungsi hari ini mereka sudah kembali ke rumahnya dan mulai membersihkan rumahnya dibantu petugas Damkar. Warga yang berada di pengungsian Cipinang Melayu, di kantor RW 03 Cipinang Melayu, RW 13 Cipinang Muara, termasuk yang di Bukit Duri dan di Rawa Buaya, Jakarta Barat, sudah bisa menempati rumahnya kembali, selama hujan tidak kembali turun. Ketinggian air paling tinggi di angka 10 cm. Apakah (Rabu sore) sudah surut semua? Sudah, tinggal di beberapa rumah di RW 1 Rawa Buaya.
ADVERTISEMENT
Berapa jumlah pengungsi per Rabu sore? Jumlah pengungsi di Cipinang Melayu mencapai 1000, namun sekarang sudah banyak yang kembali ke keluarga dan rumahnya setelah rumah kering.
Bagaimana dengan sistem mitigasi bencana, seperti peringatan dini ketika cuaca ekstrim? Ada informasi bahwa ada tanggul jebol di wilayah Universitas Borobudur. Tidak ada yang bobol di Cipinang Melayu, sementara pembuatan (tanggul) di Kali Sunter. Sehingga, kalau debit air naik, air akan masuk ke wilayah warga, terlebih lagi dengan curah hujan yang cukup lebat. Tidak hanya di Jakarta, nampaknya juga terjadi di hulunya di Bekasi dan air masuk ke rumah warga. Di Senin malam, air sudah surut, namun air melonjak lagi saat subuh.
ADVERTISEMENT
Untuk sistem peringatan di Kali Sunter masih belum ada karena pintu airnya berbeda dengan yang di Ciliwing. Untuk di Ciliwung, kondisi bisa dipantau dari Katulampa dan Depok.
Di Ciliwung sudah ada sistem peringatan dini. Namun, bagaimana dengan solusi Sunter yang tidak punya pintu air? Apakah lewat sms atau cara lain? Kita menyampaikan perkiraan cuaca dari BMKG. Kita akan memberi informasi terkait curah hujan tinggi dan kondisi cuaca. Untuk di Sunter, saat ini sedang ada normalisasi. Meminjam slogan BNPB, ini melakukan guna menjauhkan warga dari bencana sedini mungkin. Maka, tanggul pun dibangun di kali. Hal ini tentunya menjaga agar air yang tinggi tidak meluap dan masuk ke pemukiman. Bila proses normalisasi dan pembanguna tanggul selesai, maka masyarakat di wilayah Jakarta, seperti di Cipinang Melayu dan Cipinang Muara akan aman karena wilayah ini akan masuk ke Kanal Banjir Timur.
ADVERTISEMENT
Melalui media apa perkiraan cuaca dari BMKG disampaikan? Twitter.
Jika tidak memiliki Twitter, informasi bisa diakses di mana? Biasanya melalui radio. Tersedia berbagai akses bagi masyarakat. Pertama, melalui lurah yang memberi tahu ke RT dan RW. Banyak masyarakat yang aktif di sana, seperti warga di Cawang dan Kampung Melayu yang aktif mengamati kondisi cuaca dan debit air. Di RW 4 Kampung Melayu, terdapat papan untuk menulis update ketinggian air secara manual. Sistem peringatan dini di Cipinang Melayu dan Muara sudah terbentuk, ada RT dan RW yang selalu update.
Apa itu SMS blast? SMS blast digunakan ketika status sudah siaga dua, dikirimkan ke nomor-nomor yang ada di radius tersebut. Misalnya sms akan dikirimkan ke wilayah Kampung Melayu, maka sistem akan mengirimkan SMS tersebut ke orang-orang yang sedang berada di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Sistem ini sudah dilakukan tiga kali pada awal tahun ini. Namun, sistem ini sudah berjalan lama, sejak BPBD ada. Kerjasama untuk sistem SMS blast dilakukan bersama Telkomsel, Indosat, dan provider lainnya.
Kepala BPBD DKI Jakarta, Husein Murad (Foto: Marcia Audita/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPBD DKI Jakarta, Husein Murad (Foto: Marcia Audita/kumparan )
Apakah SMS blast efektif dari tahun 2013 sebagai sistem peringatan dini? Efektif. Warga sudah mulai sadar dan pergi bila banjir terjadi. Bahkan, ada warga yang tidak mau meninggalkan rumah bila belum ada info (SMS blast), seperti warga di RW 14 bantaran kali.
Sampai bulan apakah cuaca ekstrem ini berlanjut? Sampai akhir Maret. Kita harus ikuti dan siapkan selalu, sehingga perlu adanya kewaspadaan dari kita dan masyarakat. Kami lakukan piket 24 jam secara bergilir, tidak hanya saat banjir namun juga saat terjadi bencana lainnya.
ADVERTISEMENT
Kami memiliki call center 112 untuk menyampaikan info bantuan darurat yang bisa diakses tanpa menggunakan pulsa maupun simcard, yang penting punya telepon genggam. Nama call centernya adalah Jakarta Siaga 112.
Logistik apa saja yang sudah didistribusikan? Mengikuti arahan komando Presiden, pengungsi harus ditangani dengan layak. Kami harus memastikan dia punya alas tidur dan selimut yang layak. Makan juga harus kita pastikan dapat makan. Bahkan hari ini sumbangan di Borobudur melimpah dari berbagai pihak, mulai dari lembaga dan perorangan. Ransum, MCK, dan kebutuhan lainnya. Ada perpustakaan. Di Cipinang Melayu ada trauma healing. Kesehatannya juga dikawal oleh tenaga kesehatan dari dinkes. Mereka punya mobil kesehatan. Untuk makanan dan lainnya terjamin.
ADVERTISEMENT
Di mana saja titik rawan banjir di Jakarta? Di Jakarta tidak terjadi banjir yang membahayakan, seperti rumah roboh misalnya. Titik rawan mungkin lebih pada membasahi dan membuat kotor. Gubernur pun sudah menyatakan bahwa bila normalisasi ini selesai, maka kondisi akan semakin baik, seperti misalnya Kampung Pulo. Semakin banyak RPTRA, di samping normalisasi, sehingga 85% persen air hujan bisa digelontorkan. Perlu dibuat sumur resapan, RTH, waduk untuk menampuk sebagian besar air hujan.
Update kondisi terakhir (sampai Rabu sore)? 4.210 total pengungsi di awal senin di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan. Data terakhir adalah 275 pengungsi dan akan segera kembali ke rumah. Di Kembangan (Jakarta Barat), Rawa Buaya, Kalideres, Tegal Alun, dan Rawa Teratai, Cakung Timur.
ADVERTISEMENT
Diperkirakan kalau cuaca cerah mereka akan pulang. Tidak ada korban jiwa maupun korban luka. Tim kita akan standby sampai Maret nanti. Air sudah surut semua. Paling tinggi 10 cm di Tegal Alun. Cipinang Melayu sudah surut.
Kondisi laut kemarin sedang pasang, biasa status siaga 2 dan belum masuk kategori bahaya. Sementara, di tahun 2012 masuk siaga 1. Di tahun 2014 sempat terjadi banjir besar, sebenarnya banjir kemarin tidak masuk dalam kategori banjir besar. Kondisi di Cipinang Melayu kemarin konstan seperti itu. Peristiwa kemarin memang sudah biasa terjadi karena memang belum dinormalisasi. Kemarin Ahok sempat ke sana. Karena curah hujan yang tinggi di Jakarta, air pun dengan cepat mengalir ke sana.
ADVERTISEMENT
Standar penanganan banjir bagaimana? Banjir masuk ke salah satu kategori bencana yang terkoordinasi oleh berbagai instansi, misalnya pemadam Satpol PP. Kita koordinasikan untuk alat penanganan dan pengukuran menanggulangi masalah genangan. BPBD akan mengkoordinasikan hal tersebut. Kita tidak melakukannya sendiri, tapi bersama dinas terkait. Ada peraturan gubernurnya, ada pembagian tugasnya. Kemudian, kita juga punya alat dan logistik yg bisa kita berikan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti selimut, makanan kaleng, tikar, dan lainnya yang bisa kita berikan. Kita alokasikan semua. Tapi, untuk masalah makan itu didapatkan dari dinsos dibantu dengan PMI. Kita bagi tugas karena BPBD tdk punya stok beras, maka kita sosialisasikan di dinsos.
Tahun 2016, Januari hingga Februari 2016 banjir terjadi di 74 kecamatan dan kelurahan 240 RW. Sementara, periode yang sama pada tahun ini, banjir terjadi di 58 kelurahan dan 171 RW. Wilayah DKI yang terkena banjir semakin menciut.
ADVERTISEMENT