Kepala BPIP Minta Rektor Bertindak soal Foto Mahasiswi Pengurus BEM Disamarkan

12 Februari 2020 18:45 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yudian Wahyudi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yudian Wahyudi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyesalkan sikap organ kampus termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) soal foto mahasiswi disamarkan dalam poster kepengurusan kampus. Kepala BPIP, Yudian Wahyudi, menilai tindakan itu telah merendahkan martabat perempuan.
ADVERTISEMENT
"Kalau soal foto, ini jelas menyalahi aturan konstitusional. Bahwa kita di Indonesia ini secara konstitusional sejajar. Dalam konteks ini, laki-laki dan perempuan. Jadi mem-blurkan dengan apapun alasannya, itu merendahkan, itu pelanggaran konstitusional sebenarnya," ujar Yudian saat dihubungi kumparan, Rabu (12/2).
Foto kepengurusan kampus ini ramai diperbincangkan di media sosial Twitter. Dua kampus yang disorot adalah BEM Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Jemaah Muslim Geografi (JMG) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dalam foto BEM FT UNJ, perempuan yang menjadi pengurus BEM wajahnya disamarkan dan diganti kartun, sementara pengurus pria terlihat jelas. Begitupun di JMG UGM, setidaknya ada lima foto mahasiswi yang disamarkan, sementara mahasiswa dipampang dengan jelas.
Yudian mengaku BPIP akan menindaklanjuti kasus ini dan membahasnya bersama pemerintah. Menurutnya, keabsahan aturan menyamarkana foto mahasiswi tidak ada dalam konstitusi, sehingga bisa disebut pelanggaran.
ADVERTISEMENT
"Sekarang orang-orang ini (kelompok organ kampus) ini mem-blurkan perempuan itu berarti mem-blurkan pemahamannya sekelompok itu, lho, yang sebut minoritas, tapi ngaku mayoritas--padahal minoritas (organ kampus), membenturkan penafsiran mereka dengan konsensus," tutur Yudian.
Ilustrasi kampus UNJ. Foto: Twitter / @UNJ_Official
"Ya, [akan dikaji ke pemerintah], perlu diambil keseragaman, minimal standar seragam di kampus, sekolah. Itu tentu akan disesuaikan dengan agama. Jadi mungkin misalnya, ya, misalnya, yang perempuan pakai kerudung tapi tidak bercadar, misalnya. Nah, yang beragama lain boleh seperti apa. Gitu," ujar Yudian.
Yudian menilai perlu adanya keselarasan di dalam kampus. Misalnya, membuat perjanjian dengan mahasiswa dan menandatangani kesepakatan.
Tangkapan layar akun twitter @JMG_UGM. Foto: Twitter/@JMG_UGM
"Dari situlah rektor bisa menindak, karena itu melanggar peraturan universitas. Nanti akan saya bawa ke BPIP. Memang desakan dan usulan dari bawah sudah banyak gitu supaya ada keseragaman se-Indonesia," kata Yudian.
ADVERTISEMENT
"Salah-benar di sini bukan Tuhan lagi, tapi kesepakatan kita, yaitu delegasi Tuhan kepada umat manusia. Umat manusia di sini siapa, bangsa Indonesia. Gajah Mada kan bagian dari Republik Indonesia. Melawan itu berarti bahasa fiqih-nya melawan Allah SWT, itu yang belum dipahami," sambungnya.
Menurut Yudian, menyamarkan foto perempuan dan menyandingkan dengan laki-laki sama saja menghina Tuhan.
"Enggak usah di-blur, kok buat apa di-blur gitu, kan menghina Tuhan sendiri. Kerudung itu kenapa dihormati? Dulu ada dua perempuan kelas bawah, budak dan PSK. Mereka enggak pakai kerudung, yang pakai kerudung itu aristokrat. Gitu, lho, makanya oleh Nabi Muhammad disuruh pakai kerudung supaya terhormat. Hormat secara sosial," kata Yudian.
Penjelasan UGM
ADVERTISEMENT
Direktur Kemahasiswaan UGM, Suharyadi, mengaku sudah bertemu dengan ketua dan senior unit kegiatan mahasiswa (UKM) itu. Dari hasil pertemuan itu, pengurus JMG menyebut tak ada kaitannya penyamaran foto perempuan itu dengan radikalisme.
"Sudah ketemu mahasiswa. Dia yang pertama memang tidak ada kaitan radikalisme itu hanya untuk urusan internal ya. Dibuat fun saja. Mereka tidak ada keinginan seperti itu (kaitan radikalisme)," kata Suharyadi saat dihubungi, Selasa (11/2).
Ketua BEM UNJ, Abdul Basit, mengaku sudah ada kesepakatan dengan pihak perempuan agar wajahnya disamarkan ataupun diganti dalam foto angkatan BEM di Fakultas Teknik dan MIPA.
"Kalau sepemahaman saya, itu permintaan ceweknya. Ada bagian cewek itu ada yang kayak anak-anak musala gitu, saya juga kayak biasa aja. Biasanya, bahkan enggak ada postingan kabinet, tapi ini kan kebutuhan organisasi," kata Abdul saat dikonfirmasi, Senin (10/2).
ADVERTISEMENT
"Cuma dia (cewek) minta kalau emang gitu saya diburamin saja. Mungkin dia agak enggak nyaman gitu. Orangnya juga enggak pernah punya posting mukanya dia di IG (Instagram)," tambahnya.
Klarifikasi BEM UNJ soal foto perempuan disamarkan. Foto: Dok. Istimewa
Penjelasan UNJ
Ketua BEM FT UNJ Ibrahim Katoni Baurekso membantah anggapan foto anggota perempuan disamarkan wajahnya. Menurutnya ada kesalahpahaman informasi dalam kasus ini.
"Bahwa tidak benar adanya foto BPH (Badan Pengurus Harian) perempuan diblur, melainkan diturunkan opacity-nya (derajat sebuah layer untuk mengatur pencahayaan di aplikasi Photoshop)," kata Ibrahim dalam siaran persnya, Selasa (11/2).
Selain itu, BEM FT UNJ juga membantah anggapan adanya diskriminasi terhadap perempuan yang menjadi anggota BEM.
"Tidak benar adanya feminisme, patriarki, seksisme di BEM FT UNJ seperti yang ditunjukan kepada kami," ucap Ibrahim.
ADVERTISEMENT