Kepolisian Panama Tolak Puluhan Imigran yang Hendak Kembali ke Venezuela

12 Februari 2025 12:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Imigran dari Venezuela beristirahat di stasiun bus Greyhound, El Paso, Texas, Amerika Serikat, Selasa (13/9/2022). 
 Foto: Jose Luis Gonzalez/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Imigran dari Venezuela beristirahat di stasiun bus Greyhound, El Paso, Texas, Amerika Serikat, Selasa (13/9/2022). Foto: Jose Luis Gonzalez/Reuters
ADVERTISEMENT
Polisi Panama pada Selasa (11/2) menolak puluhan imigran yang sebagian besar merupakan warga Venezuela yang mencoba kembali ke rumah setelah membatalkan perjalanan ke Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Mereka batal pergi ke AS karena kebijakan deportasi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.
Untuk menuju AS via darat, imigran dari Venezuela harus melewati sejumlah negara, antara lain Kolombia, Panama, Kosta Rika, dan Meksiko. Setiap tahap perjalanan memiliki tantangan besar, termasuk bahaya kriminal, eksploitasi, dan kebijakan perbatasan yang ketat.
Dikutip dari AFP, Rabu (12/2), polisi huru hara memaksa rombongan kembali ke Kosta Rika untuk menjalani proses pemulangan secara teratur.
"Kami pergi untuk mencari mimpi yang tidak bisa terpenuhi dan sekarang kami kembali ke rumah lagi," kata imigran yang tidak mau menyebutkan namanya.
Ilustrasi benua Amerika. Foto: Shutterstock
Warga Venezuela, Andres Paredes, mengatakan dia ingin menghindari kelaparan dan tidur di jalanan selama perjalanan panjang ke AS, tetapi ditolak dan harus kembali pulang.
ADVERTISEMENT
Kementerian keamanan Panama dalam sebuah pernyataan mengatakan, para imigran akan ditempatkan di tempat penampungan di Kosta Rika dan menjalani pemeriksaan biometrik untuk catatan kriminal, kemudian diangkut dengan bus ke Panama untuk dipulangkan melalui udara atau laut.
"Kami ingin memastikan arus migrasi yang tertib, legal, manusiawi, dan aman," kata Menteri Keamanan Kosta Rika Mario Zamora.
Banyak imigran yang sebelumnya telah menempuh perjalanan berbahaya dari Kolombia ke Panama melalui hutan Darien yang tak berhukum.
Di hari pertama menjabat sebagai presiden, Trump mengumumkan keadaan darurat nasional di perbatasan selatan negara dan berjanji mendeportasi jutaan imigran.
Setelah perjanjian yang ditandatangani dengan Washington pada Juli lalu, Panama telah menutup beberapa rute di wilayah Darien dan mendeportasi imigran pada penerbangan ke negara-negara termasuk Kolombia dan Ekuador dengan dukungan keuangan AS.
ADVERTISEMENT