Keponakan Ayatollah Khamenei Minta Negara di Dunia Putus Hubungan dengan Iran

28 November 2022 15:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei.
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keponakan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Farideh Moradkhani, menyampaikan pernyataan menggemparkan. Ia meminta negara-negara dunia memutuskan hubungan dengan Iran.
ADVERTISEMENT
Permintaan Moradkhani disampaikan pada video yang dirilis Jumat (25/11). Moradkhani menggambarkan pemerintah Iran sebagai pelaku pembunuhan, termasuk kepada anak-anak.
Moradkhani telah ditangkap pada Rabu pekan lalu sebelum video itu dirilis ke publik. Video aktivis HAM itu dibagikan oleh saudara laki-lakinya yang tinggal di Prancis Mahmoud Moradkhani. Menurut Mahmoud, Moradkhani merekam video tersebut sehari sebelum penangkapannya.
"Oh, orang-orang yang bebas, dukung kami dan katakan ke pemerintah kalian untuk berhenti mendukung rezim pembunuh dan pembunuh anak ini," ujar Moradkhani dalam video itu yang dikutip oleh The Guardian.
“Rezim ini tidak setia pada salah satu prinsip agamanya dan tidak tahu hukum atau aturan apa pun kecuali kekuatan dan mempertahankan kekuasaannya dengan cara apa pun yang memungkinkan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Moradkhani mendukung perjuangan para pengunjuk rasa di tengah berbagai tindakan kekerasan yang dilakukan oleh otoritas Iran. Tidak hanya itu, ia juga mengkritik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dinilai tak berani mengambil langkah nyata untuk membela warga Iran yang terus tertindas oleh rezim Khamenei.
"Apalagi yang telah dilakukan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam menghadapi penindasan yang jelas dan nyata yang dilakukan terhadap orang-orang Iran yang pemberani, kecuali beberapa ungkapan penyesalan dan pernyataan singkat dan tidak efektif," kata Moradkhani.
Ia meyakini bahwa warga Iran mampu menggulingkan rezim tanpa bantuan dari luar. Namun, pemerintah di berbagai negara perlu untuk memutus hubungan dan berhenti membantu rezim Iran di bawah Khamenei.
"Ini merupakan momen kritis dalam sejarah. Semua mengamati rakyat Iran, tangan kosong mereka, dengan keberanian melawan pasukan iblis," kata anak dari Badri Hosseini Khamenei tersebut.
ADVERTISEMENT
"Di titik ini, rakyat Iran memikul beban dari tanggung jawab berat ini sendirian dengan mengorbankan nyawa mereka." lanjutnya.
Sebagai anak dari tokoh oposisi, Moradkhani bukan pertama kalinya mengalami penahanan. Pada 13 Januari lalu, ia juga ditangkap saat dalam perjalanan pulang ke rumahnya.
Penangkapan ini terjadi akibat dia memuji mantan istri Shah Mohammad Reza Pahlavi yang digulingkan pada Revolusi Islam pada 1979.
Kondisi Iran saat ini masih terus diwarnai dengan serangkaian aksi protes akibat kematian Mahsa Amini ketika ditahan oleh polisi moral. Ia ditahan karena tidak memenuhi aturan hijab di negara tersebut. Amini diketahui tewas karena mengalami tindak kekerasan selama penahanan.
Atas kematian Amini tersebut, para pengunjuk rasa mulai menyerukan perubahan rezim. Aksi demonstrasi yang direspons dengan kekerasan tersebut diduga telah menewaskan 450 pengunjuk rasa, termasuk 63 di antaranya adalah anak di bawah umur. Selain itu sebanyak 18.173 pengunjuk rasa telah ditahan.
ADVERTISEMENT
Penulis: Thalitha Yuristiana.