Kepsek Soal Aldelia Dibakar Teman: Saya Trauma, Pernah Rumah Terbakar

24 Mei 2024 16:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aldelia. Dok: kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Aldelia. Dok: kumparan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aldelia Rahma (11 tahun), siswi SDN 10 Durian Jantung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), tewas terbakar akibat kejahilan temannya saat membakar sampah di belakang sekolah. Ketika itu, Aldelia dan seluruh siswa kelas 4 disuruh guru olahraga dan wali kelas untuk bersih-bersih lingkungan sekolah.
ADVERTISEMENT
Usai kejadian, Aldelia sempat mendapat perawatan intensif di RSUD Padang Pariaman hingga RSUP M Djamil Padang. Selama perawatan, kondisi Aldelia semakin menurun hingga didiagnosis gizi buruk, anemia, dan hipokalemia.
Kurang lebih tiga bulan melawan sakit di badannya, pada Selasa (21/5), Aldelia meninggal dunia. Pihak keluarga telah membuat laporan polisi agar kasus kematian Aldelia diusut tuntas.

Cerita dari Kepsek

Lokasi pembakaran sampah tempat kejadian Aldelia terbakar, Jumat (24/5). Foto: Irwanda
Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 10 Durian Jantung, Asmaniar, mengaku tidak mengetahui persis kejadian yang menimpa murid didiknya. Karena saat kejadian, ia berada di ruang kerja.
“Jadi kami yang ada di sekolah di kantor cuma berdua. Pagi-pagi anak dan guru sudah masuk kelas. Setelah guru masuk kelas, jam olahraga (masuk) khusus kelas 4. Jam olahraga ini diambil inisiatif untuk memilih sampah,” kata Asmaniar, Jumat (24/5).
ADVERTISEMENT
Asmaniar menyebutkan kegiatan inisiatif yang dilakukan siswa kelas 4 bukan gotong royong, karena kalau gotong royong melibatkan semua siswa. Kegiatan bersih-bersih ini murni inisiatif guru olahraga dan wali kelas tanpa sepengetahuannya.
“Bukan suruhan saya. Inisiatif guru. Lebih lengkapnya (kronologi) langsung ke guru. Saya tidak berada di sana, takut salah bicara. Saya tidak ada nyuruh, kalau gotong royong tentu dari kelas 1-6, ini inisiatif guru,” ujar Asmaniar.
Asmaniar mengaku tahu setelah kondisi lingkungan sekolah ribut-ribut. Bahkan setelah tahu Aldelia terbakar, dirinya nyaris pingsan.
“Bersih-bersih itu jam 9 pagi. Saya tahu sudah jam setengah 10, sudah ribut orang. Saya saja tidak bisa, saya diberikan minum sama orang, antara sadar dan tidak. Saya trauma, pernah rumah terbakar," ujar Asmaniar.
ADVERTISEMENT

Polisi Mengusut Kasus Ini

SDN 10 Durian Jantung, sekolah Aldelia, Jumat (24/5). Foto: Irwanda
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi, mengatakan dalam insiden ini kepolisian menilai kuat dugaan adanya unsur kelalaian dari pihak sekolah, karena kurangnya pengawasan dilakukan para guru.
Rinto mengungkapkan untuk keluarga korban sudah dimintai keterangan. Pemanggilan terhadap pihak sekolah dan anak pelaku penyiraman akan dilakukan pekan depan.
“Karena baru dilaporkan dua, tiga hari, kasus masih dalam proses penyelidikan. Keluarga sudah kami mintai keterangan, untuk saksi-saksi mungkin dalam minggu depan,” ujar Rinto.