Keputusan China Lockdown Wuhan Sukses Cegah Kemunculan 700 Ribu Kasus Corona

1 April 2020 11:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis daruruat China yang merawat pasien virus corona atau COVID-19 mulai meninggalkan Wuhan, Hubei, China.  Foto: REUTERS/STR
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis daruruat China yang merawat pasien virus corona atau COVID-19 mulai meninggalkan Wuhan, Hubei, China. Foto: REUTERS/STR
ADVERTISEMENT
Keputusan China memberlakukan lockdown di Wuhan berbuah manis. Wuhan adalah ground zero pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Menurut makalah yang ditulis peneliti dari China, Amerika Serikat dan Inggris, karena lockdown Pemerintah China berhasil mencegah munculnya 700 ribu kasus baru. Makalah ilmiah tersebut diterbukan di jurnali Science.
Bukan cuma mencegah munculnya kasus baru, lockdown terbukti menunda penyebaran virus corona.
Petugas medis daruruat China yang merawat pasien virus corona atau COVID-19 mulai meninggalkan Wuhan, Hubei, China. Foto: AFP/STR
Selain itu, lockdown selama 50 hari pertama juga membuat kota-kota lain di China punya cukup waktu untuk mempersiapkan diri masuknya wabah itu. Per 19 Februari 2020, atau 50 hari usai epidemi, terdapat 30 ribu kasus virus corona di China.
"Analisa kami menunjukkan tanpa larangan perjalanan dan respons darurat nasional di Wuhan mungkin akan ada lebih dari 700 ribu kasus yang muncul di luar Wuhan," tulis peneliti asal Oxford Christopher Dye di makalah tersebut seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
"Langkah-langkah kontrol ketat sukses memutus rantai penyebaran dan mencegah kontak penularan terhadap orang-orang rentan," sambung dia.
Pasien yang telah pulih dari virus corona atau COVID-19 dipulangkan dari rumah sakit sementara di Wuhan, Hubei, China. Foto: STR/AFP
Untuk menyusun makalah itu, para peneliti menggunakan kombinasi laporan kasus, informasi kesehatan masyarakat dan melacak lokasi ponsel untuk memeriksa seberapa jauh penyebaran virus.
"Pelacakan telepon telah memberikan data yang begitu menarik," ucap penulis laporan lainnya Profesor Biologi asal Penn State, Ottar Bjornstad.
Bjornstad menyebut, periode waktu penelitian dilakukan saat liburan terbesar di China, tahun baru Imlek.
"Peneliti dapat membandingkan pola perjalanan masuk keluar Wuhan selama masa wabah dengan menggunakan data ponsel dan membandingkan dengan data perjalanan pada dua tahun sebelumnya, " ucap Bjornstad.
"Analisa mengungkapkan adanya penurunan besar pergerakan karena larangan bepergian pada 23 Januari 2020. Berdasarkan data ini, kami dapat menghitung penurunan kasus di kota-kota lain seluruh China," pungkas dia.
ADVERTISEMENT
Menurut data John Hopkins University, per Selasa (31/3) keseluruhan kasus corona di China sebesar 82.294.
Sedangkan kematian akibat corona sebesar 3.310 orang. Total kasus yang disembuhkan sebanyak 76.206.
Saat ini masa krisis corona di China sudah berangsur lewat. Lockdown di beberapa wilayah juga telah dicabut dan kehidupan warga China berangsur-angsur normal.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!