Keragaman Indonesia dalam Bungkus BaliSpirit Festival

1 April 2017 13:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Acara tahunan BaliSpirit Festival (BSF) 2017 telah berlangsung belum lama ini. Rangkaian acara yang luar biasa seru ini digelar pada 19 hingga 26 Maret di Bali.
ADVERTISEMENT
Dalam rangkaian acara yang digelar selama sepekan, beragam kegiatan menyemarakkan BSF 2017. Masih dengan konsistensi konsep yoga, musik dan tarian, event BSF 2017 ini digelar di Ubud, Bali.
Para peserta yang datang dari berbagai negara bisa menikmati variasi kegiatan mulai dari kelas yoga pemula hingga profesional, relaksasi dengan pertunjukan musik, juga berbelanja di booth-booth yang menyediakan banyak item menarik.
Kolaborasi musik di panggung BSF 2017. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
Yang berbeda dengan event tahun sebelumnya, dalam acara kali ini, BSF mendatangkan muatan lokal berupa penampilan tarian tradisional dari Kalimantan Timur.
Tari tradisional Kalimantan Timur di BSF 2017. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
"Tahun ini kita memberikan sesuatu yang berbeda dari sisi penganekaragaman kegiatan. Ada teman-teman yang datang dari Kalimantan untuk memperlihatkan dayak dance," ujar Kadek Gunarta, Co founder & Cultural Liaison BSF 2017 kepada kumparan (kumparan.com).
ADVERTISEMENT
Muatan lokal ini bertujuan untuk memperlihatkan keragaman budaya di Indonesia. Tidak hanya semata Bali, namun juga memperlihatkan kekayaan budaya di Indonesia, salah satunya Kalimantan Timur.
Musik tradisional KalTim di BaliSpirit Festival. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
"Kita ingin acara ini dikenal sebagai 'jendela' atau showcase untuk memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia," tambah Gunarta.
Selain membuka perkenalan dengan ragam budaya Indonesia, BaliSpirit Festival juga bertujuan untuk membuat karakter Ubud, sebagai tempat wisata yoga.
"Dengan event ini, kami ingin membentuk Ubud sebagai tempat wisata yoga, bukan tempat mabuk. Kalau saya bisa promoting sesuatu, yang akan mendukung ubud sebagai tempat spesial, ya salah satunya adalah dengan BSF ini," lanjut Gunarta.
Tidak hanya memberikan semangat keberagaman, BSF juga setiap tahunnya punya target untuk memberikan lapangan pekerjaan kepada penduduk lokal.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kegiatan ini, panita mengajak warga sekitar untuk bisa ikut andil dalam acara dan mendapat keuntungan ekonomi dari event ini.
Kolaborasi musik tradisional di BSF 2017. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
"Bisa memberikan kesempatan kepada warga lokal. Saya punya 20 orang supir yang tidak punya trayek, yang kita sebut driver liar itu. Kita kasih kerja seminggu lebih dan mereka merasakan sendiri hasilnya."
"Para penjual bambu, alang-alang juga punya kesempatan yang sama, ini seperti efek ekonomi lokal kepada masyarakat. Saya tidak bisa memberi uang, tapi bisa memberi opportunity di mana uang itu datang," tambah Gunarta.
Gunarta sendiri berharap event tahunan ini bisa menjadi wadah untuk membangkitkan gairah perekonomian Bali setelah insiden bom Bali beberapa tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Setelah bom Bali, tourism di sini mati. Maka kita ingin mendatangkan mereka (turis) kembali dengan segmen yang berbeda. Saya juga ingin menambah kembali muatan lokal, showcase in the diversity, saya ngga mau orang ke sini ngomongin politik, tapi kebudayaan. Kita kaya akan kebudayaan" tutup Gunarta.