Kerugian Kebakaran Gunung Bromo Akibat Flare Prewedding Bertambah Jadi Rp 8,3 M

27 September 2023 14:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara kondisi lahan pasca kebakaran di kawasan Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (15/9). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Mada
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara kondisi lahan pasca kebakaran di kawasan Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (15/9). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Mada
ADVERTISEMENT
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyebut total kerugian kebakaran di Gunung Bromo, Jawa Timur akibat flare prewedding bertambah menjadi Rp 8, 3 miliar.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Balai Besar TNBTS mengatakan kerugiannya sebesar Rp 5,4 miliar.
"Estimasi nilai kerugian akibat kebakaran hutan sekitar Rp. 8.344.741.000," ujar Humas Balai Besar TNBTS, Hendra kepada kumparan, Rabu (27/9).
Hendra merincikan, total kerugian tersebut terdiri atas biaya pemadaman, kerugian hilangnya ekosistem dan kerugian jasa wisata selama penutupan Gunung Bromo.
"Biaya pemadaman kebakaran hutan sekitar Rp 216.000.000, kerugian akibat hilangnya Habitat (pendekatan biaya pemulihan ekosistem) sekitar Rp. 3.259.329.000, dan kerugian akibat hilangnya jasa rekreasi sekitar Rp. 4.869.412.000," terangnya.
Sedangkan, untuk total luasan lahan yang terbakar mencapai 989 hektar.
"Estimasi luas areal terbakar sampai dengan tanggal 14 September 2023 sebesar kurang lebih 989 hektar," ucapnya.
Api membakar hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Bromo terlihat dari Pos Jemplang, Malang, Jawa Timur, Selasa (12/9/2023). Foto: Muhammad Mada/ANTARA FOTO
Hendra mengungkapkan, proses rehabilitasi flora di kawasan TNBTS yang lenyap akibat terbakar membutuhkan waktu 3 hingga 5 tahun.
ADVERTISEMENT
Rehabilitasi ini, kata Hendra, melalui dua metode yakni tumbuh secara alamiah dan penanaman pohon dari TNBTS.
"Suksesi alam atau tumbuh secara alami seperti di savana sudah mulai berlangsung, mulai muncul trubus (tunas). Untuk kembali seperti semula 1 sampai dengan 2 bulan," jelasnya.
"Sedangkan untuk pohon-pohon melalui penanaman pohon endemik seperti cemara gunung, mentigi. Membutuhan waktu 3 sampai dengan 5 tahun," lanjutnya.