Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Berkerumun di satu tempat menjadi hal yang seharusnya dihindari masyarakat di tengah pandemi virus corona . Meski sudah kerap diingatkan pemerintah, nyatanya masih ada sekelompok masyarakat yang abai.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini bisa dilihat pada kasus kerumunan pengunjung Waterboom Lippo Cikarang pada Minggu (10/1). Selain tak memakai masker, pengunjung juga tak saling jaga jarak.
Alhasil, polisi membubarkan kerumunan pengunjung ini. Kapolsek Cikarang Selatan Kompol Sukadi membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, pihaknya yang membubarkan pesta kolam renang tersebut.
“Akhirnya karena ramai seperti itu ada warga masyarakat yang komplain langsung saya datengin, saya bubarin,” kata Sukadi kepada kumparan, Minggu (10/1).
Usut punya usut, pengunjung berbondong-bondong datang ke Waterboom Lippo Cikarang, karena tiket masuk didiskon besar-besaran, dari harga Rp 95 ribu menjadi Rp 10 ribu. Promo tersebut berlaku mulai pukul 07.00-08.00 WIB.
Kerumunan di Waterboom Lippo Cikarang Sangat Berisiko Corona
Para ahli selalu mengingatkan kerumunan di tengah pandemi bisa memicu meluasnya penularan corona. Sebuah studi baru Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, mengungkapkan virus SARS-CoV-2 dapat melayang di udara hingga ketinggian 4 meter dari orang yang terinfeksi.
ADVERTISEMENT
Virus corona dikeluarkan seseorang dari droplet atau tetesan pernapasan melalui dua cara, saat mereka berbicara atau batuk dan bersin.
Dalam kasus kerumunan di Waterboom Lippo Cikarang, banyak pengunjung tak pakai masker karena aktivitas berenang tidak memungkinkan seseorang pakai masker. Maka, menurut epidemiolog dari Universitas Griffith di Australia, Dicky Budiman, potensi penularan corona bisa semakin tinggi.
"Meski di luar ruangan, kalau tidak menjaga jarak, tidak memakai masker, dan interaksi erat, itu sama saja sangat berisiko. Apalagi dengan orang yang kita tidak tahu dari mana asalnya," kata Dicky saat dihubungi kumparanSAINS, Minggu (10/1).
"Kalau dilihat, itu sudah kerumunan, sudah keramaian. Sangat berisiko karena tidak ada jaga jarak. Tidak ada pembatasan jumlah kapasitas. Berarti tidak menerapkan protokolnya. Itu termasuk pengabaian protokol," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Berujung Penutupan Sementara dan Pidana
Akibat dari kerumunan pengunjung, Waterboom Lippo Cikarang ditutup sementara. Meski demikian, penutupan ini bukan berasal dari kepolisian. Melainkan dari pengelola usai dibubarkan paksa kepolisian.
Penutupan Waterboom Lippo Cikarang berlaku mulai Senin (11/1) hingga batas waktu yang tak ditentukan.
Sementara itu, polisi mempidana pengelola karena diduga membiarkan pelanggaran protokol kesehatan.
Kapolsek Cikarang Selatan Kompol Sukadi mengatakan, pihaknya akan membuat laporan type A berupa inisiatif kepolisian karena adanya pelanggaran hukum. Polisi akan menjerat pengelola dengan undang-undang kesehatan.
“Nanti kita kaji kita bikin laporan model A juga itu ada unsur kelalaian, membiarkan orang berkerumun. Nanti dilarikan ke Undang-undang kesehatan,” kata Sukadi.
Sukadi menyebut, pihaknya sudah memeriksa General Manager (GM) Waterboom Lippo Cikarang tersebut. Begitu juga dengan bagian penjual tiket yang ikut diperiksa kepolisian.
ADVERTISEMENT
“GM-nya sama bagian ticketing Bu Dewi. GM-nya lupa, saya tanya dulu nanti,” ujar Sukadi.
Respons Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Gubernur Jabar Ridwan Kamil buka suara terkait kerumunan pengunjung Waterboom Lippo Cikarang. Ia merasa apa yang dilakukan pihak pengelola tak masuk akal hingga menyebabkan pelanggaran protokol kesehatan.
"Kasus di Cikarang Bekasi itu di mana ada Waterboom tidak menaati protokol menggunakan logika sendiri membuka diskon akibatnya kapasitas menjadi berjubel," kata dia di Mapolda Jabar, Senin (11/1).
"Itu sudah kita hukum dan kita tutup, mudah-mudahan ketegasan dari Forkopimda dan Komite Penanganan Covid menjadi pelajaran kepada pemilik usaha agar menaati," lanjut dia.