Kerusuhan di Bangladesh: Eks PM Sheikh Hasina Kabur, Peraih Nobel Siap Gantikan

7 Agustus 2024 7:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria yang memegang bendera Bangladesh berdiri di depan sebuah kendaraan yang dibakar di Ganabhaban, kediaman Perdana Menteri, setelah pengunduran diri PM Sheikh Hasina di Dhaka, Bangladesh, 5 Agustus 2024. Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria yang memegang bendera Bangladesh berdiri di depan sebuah kendaraan yang dibakar di Ganabhaban, kediaman Perdana Menteri, setelah pengunduran diri PM Sheikh Hasina di Dhaka, Bangladesh, 5 Agustus 2024. Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters
ADVERTISEMENT
Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina kabur, parlemen dibubarkan, demonstran menggulingkan pemerintahan. Kondisi tersebut buntut kerusuhan yang melanda Bangladesh sejak Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Pembubaran parlemen disampaikan kantor presiden Bangladesh, merespons salah satu tuntutan utama yang diajukan koordinator protes mahasiswa.
Kerusuhan dimulai dalam bentuk protes terhadap kuota pekerjaan pegawai negeri yang kemudian tereskalasi menjadi seruan agar Hasina mundur.
Pemerintahnya dituduh kelompok HAM telah menyalahgunakan lembaga negara untuk memperkuat kekuasaan dan membasmi perbedaan pendapat, termasuk melalui pembunuhan di luar hukum terhadap aktivis oposisi.
Berikut kondisi teranyar di Bangladesh:

Militer Kuasai Bangladesh

Demonstran menyerbu kediaman Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di Dhaka, Bangladesh, Senin (5/8/2024). Foto: Mohammad Ponir Hossain/REUTERS
Militer Bangladesh langsung mengambil alih kekuasaan negara itu usai penguasa lama, Sheikh Hasina, mundur.
Dikutip dari AFP, panglima militer Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman, mengumumkan bahwa Hasina telah mengundurkan diri dan militer akan membentuk pemerintahan sementara.
"Negara ini telah banyak menderita, ekonomi telah terpukul, banyak orang telah terbunuh -- sudah waktunya untuk menghentikan kekerasan," kata Waker dalam siaran di televisi pemerintah, Senin sore.
ADVERTISEMENT
Massa bersorak gembira menyerbu dan menjarah kediaman Hasina. Jutaan warga Bangladesh membanjiri jalan-jalan Dhaka setelah pengumuman tersebut.
"Saya merasa sangat senang bahwa negara kita telah terbebas," kata seorang warga, Sazid Ahnaf.

Mahasiswa Tolak Pemimpin Militer, Ajukan Perain Nobel

Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran mahasiswa di Bogura, Bangladesh, Minggu (5/8/2024). Foto: AFP
Di sisi lain, para pemimpin mahasiswa di Bangladesh menolak pemerintahan yang dipimpin militer, dan mendesak seorang peraih Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus, untuk menjadi penasihat utama pemerintahan sementara Bangladesh.
Yunus telah lama menjadi pesaing politik eks perdana menteri Sheikh Hasina.
Pria berusia 84 tahun itu dianggap telah menyelamatkan jutaan orang keluar dari kemiskinan dengan penggunaan pinjaman mikro yang dipeloporinya. Ia dikenal dunia internasional sebagai "bankir bagi kaum miskin".
Para koordinator mahasiswa pedemo di Bangladesh telah merilis sebuah video di Facebook yang mengatakan tidak akan menerima pemerintahan militer, dan menyerukan pembentukan pemerintahan sementara baru dengan Yunus sebagai penasihat utamanya.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah mana pun selain yang kami rekomendasikan tidak akan diterima," ungkap salah satu organisator utama gerakan mahasiswa, Nahid Islam, seperti dikutip dari BBC.

Muhammad Yunus Siap Pimpin Pemerintahan Transisi

Muhammad Yunus. Foto: Rehman Asad/AFP
Yunus menyatakan siap memimpin pemerintahan sementara di Bangladesh.
"Jika tindakan diperlukan di Bangladesh, demi negara saya dan demi keberanian rakyat saya, maka saya akan mengambil tindakan tersebut,” kata Yunus dikutip dari AFP, Selasa (6/8).
Dia juga menyerukan "pemilihan umum yang bebas" usai para pemimpin mahasiswa meminta pemilu yang bebas.
Dikutip dari Reuters, menurut juru bicaranya, Yunus akan segera kembali ke Bangladesh setelah menjalani prosedur medis ringan di Paris.
Adapun kerusuhan di Bangladesh ini harus dibayar mahal. Sebab, berdasarkan laporan polisi, pejabat pemerintah, dan dokter di rumah sakit setempat, setidaknya 366 orang tewas dalam kerusuhan yang dimulai pada awal Juli itu.
ADVERTISEMENT