Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Pembunuhan pria kulit hitam oleh polisi berbuntut panjang di Amerika Serikat. Aksi protes atas kekerasan polisi itu berujung kerusuhan dan penjarahan, bentrokan dengan aparat terjadi.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, pada Rabu malam (27/5) ratusan demonstran yang mengenakan penutup wajah memenuhi jalanan di Minneapolis, lokasi pembunuhan terjadi. Barikade polisi digelar di depan pos Third Precinct, tempat keempat aparat pembunuh itu bertugas sebelum dipecat.
Bentrokan terjadi di beberapa tempat kota tersebut. Polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah massa. Sementara warga yang marah melempari aparat dengan batu, botol, dan benda-benda lainnya. Sebuah mobil polisi terlihat dirusak dan diinjak-injak demonstran.
Dalam tayangan udara media lokal, terlihat puluhan orang melakukan perusakan. Mereka menerobos masuk ke supermarket Target dan melakukan penjarahan. Massa terlihat keluar dari Target membawa pakaian dan troli berisikan barang-barang hasil jarahan.
Pembunuhan George Floyd, 46, terjadi pada Senin lalu. Pria kulit hitam itu dicekik di aspal dengan lutut polisi, terekam kamera ponsel. Dia telah berteriak "saya tak bisa bernapas!" tapi polisi tak mengendurkan cekikannya.
ADVERTISEMENT
Kasus ini menambah panjang daftar kekerasan polisi terhadap warga kulit hitam di AS. Pembunuhan serupa juga terjadi pada 2014 terhadap Eric Garner di New York City, yang meninggal setelah dicekik polisi. Kasus ini memicu kampanye nasional "Black Lives Matter".
Penyelidikan atas pembunuhan Floyd masih dilakukan oleh FBI. Keempat polisi itu telah diungkap identitasnya, yakni Derek Chauvin, Thomas Lane, Tou Thao, dan J Alexander Kueng. Namun tidak disebut siapa yang mencekik Floyd hingga tewas.
Rencananya massa akan melakukan aksi di depan rumah salah satu pelaku. Penyelenggara aksi mengatakan mereka akan menggelar protes dengan damai, tapi para polisi itu "akan merasakan kesakitan kami dan merasakan bagaimana takutnya kehilangan nyawa."
Keempat pelaku memang telah dipecat, namun walikota Minneapolis Jacob Frey mendesak mereka diadili dan dihukum berat.
ADVERTISEMENT
"Mengapa orang yang membunuh George Floyd tidak dipenjara? Jika kalian yang melakukannya atau saya, kita pasti sudah ada di penjara," kata Frey.
Kasus ini juga memantik perhatian Presiden AS Donald Trump. Kepada FBI, Trump mengatakan untuk melakukan investigasi dengan tepat.
"Duka kami untuk keluarga dan kawan-kawan George. Keadilan akan ditegakkan!" kata Trump di Twitternya.