Kesaksian Aktivis Global Sumud Flotilla: Kami Diperlakukan Seperti Binatang!
6 Oktober 2025 10:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
Kesaksian Aktivis Global Sumud Flotilla: Kami Diperlakukan Seperti Binatang!
137 aktivis Global Sumud Flotilla telah dideportasi ke Turki. Mereka pun memberikan kesaksian terkait perlakuan pasukan Israel saat menangkap dan menahan mereka.kumparanNEWS

ADVERTISEMENT
Aktivis internasional Global Sumud Flotilla yang berlayar ke menembus blokade Gaza telah sampai di Istanbul, Turki, usai dideportasi oleh Israel. Dari lebih dari 400 aktivis yang ditangkap Israel di perarian internasional, 137 aktivis dari 13 negara telah dideportasi ke Turki pada Sabtu (4/10).
ADVERTISEMENT
"Kami dicegat oleh sejumlah besar kapal militer. Beberapa kapal juga ditembak water cannon. Semua kapal diambil oleh pasukan bersenjata lengkap dan dibawa ke pantai," kata seorang aktivis, Paolo Romano, dikutip dari AFP, Senin (6/10).
"Mereka menyuruh kami berlutut, menghadap ke bawah, dan kami dipukul jika bergerak. Mereka menertawakan kami, menghina kami, dan memukul kami. Mereka menggunakan kekerasan psikologi dan fisik," lanjutnya.
Romano juga mengatakan, para aktivis dipaksa mengakui memasuki wilayah Israel secara ilegal.
"Tapi kami tidak pernah masuk ke Israel secara ilegal. Kami berada di perairan internasional dan itu hak kami berada di sana," ujarnya.
Usai ditangkap di perairan internasional, para aktivis dibawa ke penjara dan ditahan di sana tanpa diizinkan keluar atau bahkan diberikan air minum kemasan.
ADVERTISEMENT
Sementara aktivis dari Malaysia, Iylia Balqis, mengatakan penangkapan yang dilakukan Israel merupakan pengalaman terburuk.
"Kami diborgol (dengan tangan di belakang), kami tidak dapat berjalan, beberapa di antara kami dipaksa berbaring tengkurap ke tanah, dan kami tidak diberi air, dan beberapa di antara kami tidak diberi obat," ungkap Iylia.
Jurnalis asal Italia, Lorenzo D'Agostino, mengatakan para aktivis diculik di perairan internasional 88 kilomeeter dari Gaza.
"Itu adalah 2 hari mengerikan yang kami habiskan di penjara. Kami bisa keluar sekarang berkat tekanan masyarakat internasional yang mendukung Palestina," katanya.
"Saya harap situasi ini segera berakhir karena perlakuan yang kami terima sangat biadab," lanjutnya.
Aktivis asal Libya, Malik Qutait, mengatakan tidak takut dan berjanji akan terus berusaha mencapai Gaza.
ADVERTISEMENT
"Saya akan mengumpulkan kelompok saya, mengumpulkan obat-obatan, bantuan dan kapal, dan saya akan mencoba lagi," kata Qutait.
