Kesaksian Iptu Suwardi Dikeroyok Geng Motor: Polisinya Cuma Satu, Matiin Aja

11 Juli 2021 9:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
22
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampang anggota geng motor yang keroyok polisi saat balap liar dibubarkan. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tampang anggota geng motor yang keroyok polisi saat balap liar dibubarkan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Iptu Suwardi buka suara soal insiden penganiayaan oleh geng motor di Jalan TB Simatupang, Cilandak, Jakarta Selatan. Suwardi merupakan anggota polisi yang menerima tindak kekerasan dari geng motor yang ia bubarkan saat balapan liar.
ADVERTISEMENT
Ia mengalami memar di kepala, rusuk bagian kanan hingga belakang, akibat tendangan dari para anggota geng motor tersebut.
Polisi bergerak cepat untuk menangkap pelaku penganiayaan. Saat ini sedikitnya sudah 6 orang anggota geng motor yang ditangkap. Mereka terdiri dari perempuan dan laki-laki, menyisakan beberapa orang lagi yang kini sudah masuk DPO.
Langkah berani Suwardi yang membubarkan kerumunan geng motor ini mendapat apresiasi. Salah satunya dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Bahkan, ia menelepon langsung Suwardi untuk menyampaikan rasa bangga. Di momen itulah, Suwardi menceritakan kronologi pengeroyokan terhadapnya.
"Saya lihat videonya Pak, bagaimana ceritanya Pak sampai kejadian dikejar-kejar?" kata Riza saat video call bersama Suwardi, yang videonya ia unggah di akun Instagram pribadinya, dikutip kumparan, Minggu (11/7).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria bersama DPRD DKI menggelar rapat penyampaian 4 Raperda, Rabu (9/6). Foto: PPID DKI Jakarta
Dalam perbincangan kurang lebih empat menit, Suwardi menjawab pertanyaan Riza tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, mulanya ia mendapatkan laporan dari temannya untuk melakukan pengawasan di daerah TB Simatupang. Saat itu, ia tengah melakukan patroli pembubaran pemotor yang hendak balapan di Jalan Antasari.
"Sampai sana itu (TB Simatupang) sekitar jam 4-an lewat waktu itu anak-anak belum ada," kata Suwardi.
Saat itu, kedatangannya mepet dengan azan subuh. Ia pun memutuskan untuk salat dan meninggalkan lokasi. Tetapi tiba-tiba dari arah RS Fatmawati ada gerombolan anak-anak geng motor yang melintas.
"Melihat itu saya tidak bisa meninggalkan (lokasi). Saya nyalakan rotator, nyalakan sirine, dengan tujuan supaya dia pada kabur gitu, ternyata salah, kejadian pertama saya malah dimaki-maki," ucapnya.
Dari situ ia pun mengalami kekerasan dengan dipukul dan diminta untuk masuk ke mobil. Para remaja itu menyebut kegiatan mereka bukanlah urusan polisi.
Tampang anggota geng motor yang keroyok polisi saat balap liar dibubarkan. Foto: Dok. Istimewa
Suwardi sempat memajukan mobil sekitar 100 meter, tetapi ada bantuan dari seseorang yang tergabung dalam Kelompok Sadar Kamtibmas (KSK), yang kemudian menemani dia mencoba membubarkan geng motor tersebut.
ADVERTISEMENT
Oleh Suwardi, orang dari KSK itu diminta untuk menjaga motor dan mobil yang mereka bawa.
"Begitu saya turun dari mobil saya dipukul oleh perempuan dua itu Pak, sama laki-laki yang pakai baju putih celana putih yang pakai jaket hitam kemudian anak yang pakai baju itu juga," kata Suwardi kepada Riza.
Dari situ, tindakan para pemuda geng motor makin menjadi. Bahkan salah satu di antaranya berteriak untuk membunuh Suwardi.
"Saya sudah terdesak malah ada teriakan, 'polisinya cuma satu matiin aja' dia bilang gitu Pak," kata Suwardi.
"Kok sampai begitu anak-anak," direspons Riza.
"Mendengar itu saya cabut senjata, saya berikan tembakan peringatan Pak, rupanya ada yang takut lari tapi ada anak provokator yang sekarang sudah ditangkap itu Pak, itu enggak gentar Pak dia, malah semakin beringas," lanjut Suwardi.
ADVERTISEMENT
Mendengar itu, Riza mengungkapkan kekecewaannya kepada para pemuda tersebut. Ia menanyakan kondisi teranyar dari Suwardi usai pengeroyokan.
"Pinggang saya sakit sekali kalau bangun tidur Pak, kalau mau bangun harus rambatan dulu," kata Suwardi.
"Dipukul balok?" tanya Riza.
"Ditendang dari belakang, dari depan, dari samping," jawab Suwardi.
Dari situ Riza mengapresiasi tindakan berani polisi yang sudah punya 4 orang anak itu. Ia menilai, Suwardi patut menjadi contoh bagi polisi lainnya.
"Saya bangga dan senang dengan keberanian Bapak, semoga Bapak selalu sehat dan panjang umur dan jadi teladan bagi polisi lainnya yang selama ini melayani dan mengayomi khususnya di Jakarta," pungkas Riza.