news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kesaksian Nurhasanah soal Granat yang Dibuang hingga Tewaskan Anaknya

15 Februari 2019 13:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempat Kejadian Perkara (TKP) granat meledak di Bogor. Foto: Ajo Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tempat Kejadian Perkara (TKP) granat meledak di Bogor. Foto: Ajo Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Granat meledak di permukiman warga di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan menewaskan dua anak. Siti Nurhasanah (44) --orang yang membuang granat itu di belakang rumah yang juga ibu korban M Ibnu Mubarak (11) -- mengungkapkan awal mula penemuan itu.
ADVERTISEMENT
Nurhasanah mengatakan, Ibnu pulang dari bermain di lapangan tembak TNI yang berada tak jauh dari rumah itu, Minggu (3/2). Tak biasanya, Ibnu membawa pulang benda yang ternyata merupakan granat.
Siti Nurhasanah, ibu dari M. Ibnu Mubarak, korban meninggal akibat ledakan granat. Foto: Ajo Darisman/kumparan
Nurhasanah mengaku dia tak tahu benda yang dibawa anaknya itu merupakan granat. Karena takut, dia memilih memasukkan benda itu ke dalam kaleng susu.
“Si Adek (Ibnu) bawa dari lapangan tembak, saya masukkan kaleng susu,” ujar Nurhasanah di rumahnya di Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/2).
Wanita yang bekerja sebagai guru itu memilih menyimpan granat itu di rumahnya. Beberapa kali berpindah tempat dari lemari pakaian hingga ke belakang rumah.
Sampai akhirnya, Nurhasanah memutuskan untuk membuang benda itu bersama dengan kaleng susu ke halaman belakang rumahnya.
Polisi menunjukan serpihan diduga granat yang meledak. Foto: Dok. Polres Bogor
Nurhasanah tak menyangka, granat yang dibuangnya itu justru dimainkan kembali oleh Ibnu dan dua temannya, Doni dan Sahrul, Selasa (12/2).
ADVERTISEMENT
Granat itu lalu meledak karena dipukul-pukul dengan batu saat dipakai bermain dan merenggut nyawa Ibnu dan Doni. Ibnu meninggal seketika sedangkan Doni mengembuskan nafas terakhir pada Jumat (15/2) setelah sempat dirawat di RSUD Leuwiliang.
“Pas meledak saya enggak di rumah, lagi ngajar. Saya enggak nyangka Si Adek bakal meninggal karena benda itu,” tuturnya.