Kesaksian Penjaga Warung saat Pelajar di Yogya Tawuran hingga Tewas Dihantam Gir

5 April 2022 17:50 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warung warmindo di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta, tempat korban Daffa Adzin Albasith (17) dan rombongannya berhenti sebelum mengejar kelompok pelaku dan melakukan tawuran. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warung warmindo di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta, tempat korban Daffa Adzin Albasith (17) dan rombongannya berhenti sebelum mengejar kelompok pelaku dan melakukan tawuran. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang pelajar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta bernama Daffa Adzin Albasith (17) tewas dalam perawatan di rumah sakit setelah kena sabetan benda tajam diduga gir oleh sekelompok orang di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta pada Minggu (3/4) dini hari.
ADVERTISEMENT
Polisi menyebut kejadian ini sebagai tawuran setelah sebelumnya kelompok korban dan pelaku sempat saling bleyer atau geber sepeda motor.
Sebelum peristiwa itu, kelompok korban diketahui sempat berhenti di warung warmindo Barakuda di Jalan Gedongkuning. Lokasi warung sekitar 100an meter dari peristiwa korban disabet gir.
Penjaga warung warmindo, Opil, menjelaskan bahwa kelompok korban itu baru saja berhenti di depan warung untuk memesan makanan. Tetapi ada rombongan lain yang meneriaki, mereka pun lantas mengejar.
Warung warmindo di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta, tempat korban Daffa Adzin Albasith (17) dan rombongannya berhenti sebelum mengejar kelompok pelaku dan melakukan tawuran. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Minggu jam 2 lebih. Setahuku anak-anak datang terus pada ngejar (kelompok pelaku). Baru mau persen terus lari mengejar," kata Opil, Selasa (5/4).
Setelah itu terjadilah penganiayaan dengan gir tersebut. Namun, Opil mengaku tidak mendekat. Kemudian pagi harinya dia mendapat kabar satu orang tewas dalam tawuran tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tadinya teriak-teriaknya, pada di sini dulu. Kelompok korban mengejar pelaku. Setelah peristiwanya apa tidak tahu. Tahu-tahunya ada yang meninggal aja," katanya.
Sementara itu, Dirreskrimum Polda DIY Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan saat ini penyelidikan masih dilakukan. Soal apakah kelompok korban membawa senjata saat itu belum diketahui.
"Sampai sejauh ini belum (ditemukan senjata di kelompok korban," kata Ade Ary dikonfirmasi, Selasa (5/4).
Ade Ary menjelaskan bahwa Daffa tewas karena tawuran. Sebelumnya kelompok korban dan kelompok pelaku sempat mengalami gesekan.
"Untuk kejahatan kasus kejahatan jalanan yang kasuistis kemarin lebih tepatnya adalah tawuran sebenarnya, karena ada proses ketersinggungan ada proses ejek-ejekan dari dua kelompok," kata Ade Ary saat di Polresta Yogyakarta, Selasa (5/4).
ADVERTISEMENT
Perkembangan kasus ini, polisi telah beberapa kali melakukan olah TKP. Sebanyak 11 saksi juga sudah dimintai keterangan, termasuk rekan-rekan korban.
Dari penyelidikan terkini, kronologi kasus tewasnya Daffa semakin terang. Ade Ary menjelaskan bahwa kelompok korban yang terdiri 8 orang mengendarai 5 motor. Mereka ngetes mesin motor di jalur cepat Ring Road Selatan.
"Itu sekitar jam 1 dini hari di Jalan Ring Road selatan 5 motor ini mencoba kecepatan motornya," katanya.
Motor-motor tersebut melaju dengan kecepatan tinggi dengan suara motor yang keras. Ketika di jalur lambat bertemulah kelompok korban dengan kelompok pelaku yang berjumlah 5 orang dengan 2 motor.
"Karena merasa terganggu bising kelompok korban, kelompok pelaku juga ikut membalas, membleyer membalas," katanya.
ADVERTISEMENT
Setelah itu kelompok korban melanjutkan perjalanan ke arah Jalan Imogiri. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke arah Jalan Gedongkuning dan berhenti di warung makan warmindo.
"Sebagian turun memesan makanan, sebagian sedang menyetandarkan kendaraan," katanya.
Saat kelompok korban di Warmindo itulah, kelompok pelaku melintas. Sembari membleyer dia mengumpat dengan kata kasar. Hal itu ternyata memicu emosi korban.
"Kelompok pelaku lewat dengan membleyer dan mengatakan 'asu bajingan'. Nah hal ini memicu kelompok korban berupaya mengejar, dengan kecepatan tinggi pelaku melaju ke arah utara. Kemudian 4 motor kelompok korban itu mengejar," katanya.
Ternyata saat kelompok korban mengejar, kelompok pelaku berhenti dan berbalik arah seperti menunggu kedatangan kelompok korban.
Salah satu di antara 5 orang dari kelompok pelaku tersebut turun dari motor. Dari keterangan saksi pelaku membawa alat seperti gir yang sudah diikat dengan kain.
ADVERTISEMENT
"Karena motor kelompok korban pertama kecepatan tinggi tidak sempat kena ayunan girnya," katanya.
Barulah di motor kedua di mana Daffa membonceng, ayunan gir tersebut mengenai pembonceng. Motor korban berbelok ke arah timur dan terjatuh. Sementara dari keterangan sejauh ini, kelompok korban belum diketahui turut membawa senjata atau tidak.
"Pembonceng saudara D terkena ayunan gir. Akhirnya motor korban belok arah timur dan terjatuh di situ," katanya.
"Tidak selang beberapa lama petugas patroli Sabhara Polda DIY menemukan korban dan langsung melakukan pertolongan korban dan membawa ke Rumah Sakit Hardjolukito," katanya.
Setelah mendapatkan perawatan korban kemudian meninggal dunia pada pukul 09.30 WIB.