Kesaksian Seorang Gadis Kecil soal Penembakan Brutal di Belgia

30 Mei 2018 6:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Baku tembaka di Liege, Belgia (Foto: VICTOR JAY via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Baku tembaka di Liege, Belgia (Foto: VICTOR JAY via REUTERS)
ADVERTISEMENT
Aksi penembakan brutal yang terjadi di Kora Liege, Belgia pada Senin (28/5) lalu, mengakibatkan tiga orang tewas. Diduga serangan itu merupakan aksi terorisme.
ADVERTISEMENT
Dibalik aksi penembakan itu, salah seorang gadis kecil yang enggan disebutkan namanya, menceritakan detik-detik kejadian mencekam itu. Menurutnya, kejadian itu terjadi pada Senin pagi dimana anak-anak sekolah sedang asyik bermain sepak bola di halaman sekolah Athenee Leonie de Waha, Liege Belgia.
Tiba-tiba mereka mendengar suara ledakan di jalan. "Kami mendengar bunyi ledakan. Itu adalah pistol. Semua guru berkata, 'Pindah, bergerak,'" kata gadis kecil yang bersekolah di Athenee Leonie de Waha itu kepada TV RTBF dikutip dari AFP, Rabu (30/5).
Baku tembaka di Liege, Belgia (Foto: VICTOR JAY via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Baku tembaka di Liege, Belgia (Foto: VICTOR JAY via REUTERS)
Nampak terlihat dari jendela sekolah itu, seorang lelaki berkulit hitam berlari mengejar dua polisi wanita di sepanjang jalan. Pria itu langsung menusuk mereka dan mengambil senjata mereka.
Setelah kejadian itu, masyarakat yang berada disekitar lokasi panik tak karuan. Begitu pula dengan anak-anak yang berada di dalam sekolah itu.
ADVERTISEMENT
"Semua orang menangis. Kami merasa sakit," ucap gadis kecil itu.
Tidak lama setelah kejadian itu, pelaku penembakan ditembak mati oleh kepolisian elite Belgia. Setelah dilakukan identifikasi dan penyelidikan lebih lanjut, diketahui pelaku baru keluar dari penjara pada Senin (28/5) lalu.
Pelaku sempat ditahan karena diduga memiliki hubungan dengan kelompok Islam radikal. Diduga selama berada didalam penjara, pelaku telah diradikalisasi oleh kelompok radikal tersebut.
Sementara Kepala Kepolisian kota Liege, Christian Beaupere, mengatakan pelaku sejak awal memang menargetkan anggota kepolisian sebagai targetnya. Hal itu dipekuat dengan bukti bahwa pelaku sempat membuntuti dua anggota polisi wanita, sebelum menembak mati keduanya.
"Jelas bahwa tujuan si pembunuh adalah menyerang polisi," kata Beaupere.