Kesaksian Warga Ukraina Usai Rudal Rusia Hantam Stasiun: Mayat di Mana-mana

8 April 2022 20:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barang-barang pribadi korban dan kerusakan setelah serangan roket di stasiun kereta api di kota timur Kramatorsk, di wilayah Donbass. Foto: Herve BAR / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Barang-barang pribadi korban dan kerusakan setelah serangan roket di stasiun kereta api di kota timur Kramatorsk, di wilayah Donbass. Foto: Herve BAR / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dua roket menghantam stasiun kereta api di Kramatorsk, Ukraina pada Jumat (8/4). Mayat-mayat, tas yang dikemas, dan boneka binatang terlempar ke tanah di luar stasiun.
ADVERTISEMENT
Stasiun Kramatorsk saat ini difungsikan sebagai jalur evakuasi.
Sekitar 4.000 warga sipil tengah berada di sana saat serangan menerjang. Jaksa Donetsk mengatakan, mayoritas penduduk merupakan wanita dan anak-anak.
Kekacauan pun terjadi usai rudal Rusia menghantam. Warga yang selamat kesulitan mencari barang mereka yang tertinggal. Pasalnya, tubuh orang-orang bersimbah darah berserakan hampir di semua sisi stasiun.
"Saya berada di stasiun. Saya mendengar seperti ledakan ganda. Saya bergegas ke tembok untuk perlindungan," ujar seorang wanita, seperti dikutip dari AFP.
Sisa-sisa roket dengan tulisan 'untuk anak-anak kita' tergeletak di area rumput, setelah serangan roket di stasiun kereta api di kota timur Kramatorsk, di wilayah Donbass. Foto: Herve BAR / AFP
"Saya melihat orang-orang berlumuran darah datang ke stasiun dan mayat di mana-mana di tanah. Saya tidak tahu apakah mereka hanya terluka atau mati," lanjut wanita itu.
Pihak berwenang mengumpulkan dua puluh mayat berpakaian sipil. Lembaran plastik dengan warna bendera Ukraina menyelimuti tubuh tak bernyawa itu. Mereka tergeletak di atas darah yang menggenang.
ADVERTISEMENT
Empat mobil tampak dilalap api di sebelah tumpukan mayat itu. Sisa-sisa roket berwarna hijau militer terhempas tepat ke sebelah gedung. Roket itu bertuliskan ‘untuk anak-anak kita’ dalam cat putih.
Seorang polisi terlihat membersihkan puing-puing. Ia juga mengumpulkan ponsel dari tanah sekitar lokasi tumbukan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dalam sebuah pidato, di Kiev, Ukraina, Minggu (3/4/2022). Foto: Layanan Pers/Handout Kepresidenan Ukraina via REUTERS
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, 300 orang mengalami cedera akibat serangan tersebut. Ia kemudian menyebut serangan itu menunjukkan kejahatan tanpa batas Rusia.
Kepala perusahaan kereta api Ukraina, Alexander Kamyshin, turut memberikan laporan. Kamyshin menerangkan, lebih 30 warga tewas dan lebih dari 100 orang lainnya terluka.
"Ini adalah serangan yang disengaja terhadap infrastruktur penumpang kereta api dan penduduk Kramatorsk," tutur Kamyshin.
Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan itu. Kremlin menegaskan, pihaknya tidak melancarkan serangan mematikan terhadap stasiun kereta api. Moskow lantas menuding, serangan tersebut justru diluncurkan oleh Ukraina.
Seorang pegawai layanan pemakaman duduk di sebelah mayat warga sipil yang dikumpulkan dari jalan-jalan ke pemakaman lokal, di kota Bucha, di luar Kiev, Ukraina, Rabu (6/4/2022). Foto: Oleg Pereverze/REUTERS
Menurut Kremlin, Kiev menggunakan penduduknya sendiri sebagai 'perisai manusia'.
ADVERTISEMENT
"Tujuan serangan rezim Kiev di stasiun kereta api di Kramatorsk adalah untuk mengganggu eksodus massal penduduk dari kota untuk menggunakannya sebagai 'perisai manusia' untuk mempertahankan posisi Angkatan Bersenjata Ukraina," tulis Kemhan Rusia.
Klaim Kemhan Rusia bukan tanpa alasan. Pihaknya mengatakan, mereka menemukan pecahan rudal taktis Tochka-U. Moskow mengeklaim, rudal itu hanya digunakan oleh tentara Ukraina.
"Kami menekankan bahwa rudal taktis Tochka-U, yang pecahannya ditemukan di dekat stasiun kereta Kramatorsk dan disampaikan oleh saksi mata, hanya digunakan oleh angkatan bersenjata Ukraina," tambah Kemhan Rusia.