Kesan Rektor UII saat Kahar Muzakkir Tegur Mahasisiwi Pakai Rok Mini

8 November 2019 14:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KH Abdul Kahar Muzakkir semasa muda. Foto: Dok. Humas UII
zoom-in-whitePerbesar
KH Abdul Kahar Muzakkir semasa muda. Foto: Dok. Humas UII
ADVERTISEMENT
Pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Abdul Kahar Muzakkir membuat Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid, mengingat kembali kenangannya dengan anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) itu.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah cara Kahar menegur orang tanpa meluapkan amarah.
Abdul Kahar Muzakkir. Foto: Wikimedia Commons
Fathul mengatakan, Kahar adalah Rektor UII yang pertama. Saat masanya memimpin kampus itu, 1945-1960, ada beberapa mahasiswi yang dianggapnya berpakaian kurang baik. Alih-alih marah dengan mahasiswinya, Kahar memberi nasihat dengan caranya sendiri.
“Sebagai contoh ketika Pak Kahar ingin mendakwahi mahasiswi yang pakai rok mini, saat itu beliau tidak marah. Apa yang dilakukan, beliau dari Kotagede dari rumah membawa koran bekas dan mahasiswi yang pakai rok mini diundang satu-satu ke kelas dibagi koran untuk menutupi lutut. Itu bagaimana cara pak Kahar berdakwah tidak pernah marah,” cerita Fathul di Kampus Pusat UII di Jalan Kaliurang KM 14,5, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (8/11).
KH Abdul Kahar Muzakkir semasa muda. Foto: Dok. Humas UII
Kahar turut dianggap Fathul sebagai tokoh yang punya peran besar di UII. Sebagai rektor pertama, Kahar telah menanamkan banyak nilai-nilai positif untuk kampus tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu nilai kehidupan Kahar yang diingat Fathul adalah kesederhanaan. Meski punya jabatan sebagai rektor, Kahar selalu berangkat ke kampusnya dengan andong. Dia pun sering berbarengan dengan ibu-ibu pedagang Pasar Legi Kotagede yang akan ke Pasar Beringharjo.
Barang peninggalan Prof KH Abdul Kahar Muzakkir. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
Nilai-nilai nasionalisme juga ditanamkan Kahar kepada para mahasiswanya. Hal itu tampak dari peran UII saat perang melawan penjajah.
"Ketika rakyat berjuang mempertahankan republik ini, UII libur. Dosen dan mahasiswa ikut dengan rakyat mempertahankan republik ini,” kata Fathul.
Untuk menghormati Kahar, namanya diabadikan sebagai nama Auditorium UII. Selain itu, di Museum UII terpajang beberapa barang peninggalannya. Contohnya adalah andong langganan Kahar semasa menjadi rektor. Ada pula meja kursi tamu Kahar yang dibawa dari kediamannya di Jakarta ke kediamannya di Kotagede semasa menjabat sebagai rektor.
ADVERTISEMENT
Pemberian gelar Pahlawan Nasional sudah diberikan Presiden Jokowi kepada keluarga Kahar di Istana Negara. Yu Jauharoh Kahar Muzakkir, anak keempat Kahar, jadi wakil keluarga yang menerima sertifikat gelar tersebut.
Barang peninggalan Prof KH Abdul Kahar Muzakkir. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan