Keseharian Keluarga Bomber yang Ledakkan 3 Gereja di Surabaya

13 Mei 2018 21:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Keluarga bomber gereja di Surabaya. (Foto: Dok. Polda Jatim)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga bomber gereja di Surabaya. (Foto: Dok. Polda Jatim)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dita Oepriarto beserta istrinya, Puji Kuswati, serta keempat anaknya menjadi pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5) pagi. Sontak, kejadian tersebut mengagetkan tetangga sekitar pelaku yang menilai sehari-hari aktivitas keluarga ini tampak normal saja.
ADVERTISEMENT
"Keluarga ini sudah tinggal di sini sejak tahun 2010 silam. Istrinya sering belanja sayur di warung tetangga. Berjilbab panjang dan ramah," ungkap Dani yang rumahnya berada di blok yang sama dengan kediaman pelaku di Rungkut, Surabaya, Minggu (13/5).
Sementara, Dita dikenal sebagai pengusaha minyak jintan hitam, minyak wijen, serta minyak kemiri. Minyak tersebut, juga dipasarkan oleh Dita melalui jejaring dunia maya.
"Bapak kerjanya punya usaha minyak jinten hitam. Mobilnya dulu plat P," tambah Dani.
Meski, ia mengakui sejak sekitar dua tahun silam, Dita mulai bertingkah kurang ramah. Dita menjadi pribadi yang jarang tersenyum. Namun, Dani mengaku sama sekali tidak pernah menaruh rasa curiga kepada Dita.
Polisi tunjukan foto keluarga teroris (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi tunjukan foto keluarga teroris (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
Hal senada juga dilontarkan oleh Ketua RW 4, Wonorejo Asri, Taufik Gani. Taufik mengaku sama sekali tidak menyangka, salah satu warganya yang ia kenal rajin mengikuti salat berjamaah itu bisa melakukan perbuatan keji yang menewaskan belasan orang, bahkan mengajak empat anaknya yang masih terbilang bocah.
ADVERTISEMENT
"Setiap Maghrib dan Isya selalu salat berjamaah bersama warga di musala dekat perumahan," jelas Taufik.
Taufik lalu mengenang, setiap pagi Dita selalu menyempatkan diri bersepeda bersama keempat anaknya, Yusuf Fadhil (18), Firman Halim (16), Fadila Sari (12) dan Famela Riskita (9).
Keluarga pelaku ledakan bom di Surabaya. (Foto: Facebook/Puji Kuswati)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga pelaku ledakan bom di Surabaya. (Foto: Facebook/Puji Kuswati)
"Tamu juga tidak terlalu banyak, tapi pernah beberapa kali datang. Sama warga, dengan kami, dengan tetangga sebelah, mereka itu tidak tertutup. Baik-baik saja," tambahnya.
Dalam insiden tersebut, Dita diketahui menurunkan istri dan dua anak perempuannya, Fadila dan Famela, di GKI Diponegoro. Ia kemudian menuju ke GPPS Arjuna untuk meledakkan bom yang diletakkan dalam mobill Avanza miliknya.
Sementara dua putranya, Yusuf dan Firman, 'bertugas' meledakkan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela. Keduanya mengendarai sepeda motor yang telah ditempel bom.
ADVERTISEMENT