Kesunyian dalam Pesta Ulang Tahun Mugabe sebagai Rakyat Jelata

Perayaan ulang tahun ke-87 Mugabe (Foto: AFP/Jekesai Njikizana)

Mantan presiden Zimbabwe, Robert Mugabe mengadakan pesta ulang tahun ke-94 hari ini, Sabtu (24/2). Namun pesta kali berbeda dari perayaan sebelumnya. Tidak ada ingar bingar seperti ketika Mugabe masih menjabat presiden.

Selama 30 tahun masa kekuasaannya, Mugabe selalu merayakan ulang tahunnya dengan pesta meriah yang menjadi acara publik. Sebuah pesta yang dihujani dengan ucapan selamat, penghargaan, dan penghormatan dari para pendukung setia rezimnya.

Pesta mewah juga selalu digelar oleh loyalis Mugabe dari ZANU-PF melalui hidangan mulai dari gajah sampai daging kerbau dan tak lupa kue ulang tahun super dengan berat menyesuaikan usia sang diktator. Lalu para pengikutnya akan memasang artikel di surat kabar yang dikuasai pemerintah dan staf kantor. Tahun lalu mereka menghabiskan USD 2 juta setara Rp 27 milyar untuk pesta ulang tahun Mugabe di Bulawayo --kota terbesar kedua di Zimbabwe.

Kue ulang tahun ke-93 Mugabe dengan berat 93 kg (Foto: AFP/Jekesai Njikizana)

Semuanya berubah setelah Mugabe lengser. Kini, ulang tahun ke-94 atau perayaan pertama setelah runtuh dari masa kejayaannya ini dirayakan secara tertutup.

"Pesta ini hanya untuk anggota keluarga dekat dan teman-teman, bukan untuk umum dan ini benar-benar dengan undangan," kata Louisa Nyanhongo, anggota lingkaran dekat Mugabe, dilansir AFP.

Foto kartu undangan yang tersebar di media sosial menampilkan wajah tersenyum Mugabe dengan disertai tulisan “akan merayakan ulang tahun pahlawan kita”.

Kartu tersebut menuliskan, pesta akan diadakan di "Atap Biru" - tempat tinggal pribadi yang mewah, di mana Mugabe dan istrinya telah tinggal selama masa pengasingan sejak dia dipaksa untuk mengundurkan diri.

Warga Zimbabwe Rayakan Mundurnya Mugabe (Foto: Reuters)

Kini, tidak ada yang mempedulikan ulang tahun Mugabe. Meski Presiden baru Zimbabwe Emmerson Mnangagwa memberi penghormatan dengan menetapkan hari kelahiran Mugabe sebagai hari libur nasional yaitu setiap tanggal 21 Februari, publik tetap tidak menghiraukannya.

"Siapa yang peduli dengan Mugabe sekarang?" kata Tendekai Savanhu, seorang pedagang kaki lima. "Kami tidak ingin tahu apa yang dia lakukan, negara ini lebih baik tanpanya."