Ketakutan dan Sukacita: Warga Gaza Kembali ke Rumah usai 15 Bulan Perang

28 Januari 2025 14:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Palestina melintasi koridor Netzarim dari Jalur Gaza selatan ke utara menuju Kota Gaza di sepanjang Jalan al-Rashid di pesisir Gaza, Senin (27/1/2025). Foto: Omar AL-QATTAA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina melintasi koridor Netzarim dari Jalur Gaza selatan ke utara menuju Kota Gaza di sepanjang Jalan al-Rashid di pesisir Gaza, Senin (27/1/2025). Foto: Omar AL-QATTAA / AFP
ADVERTISEMENT
Warga Palestina bersukacita dapat kembali ke Gaza setelah harus mengungsi akibat serangan yang dilancarkan Israel selama hampir 15 bulan terakhir. Kembalinya warga ke Gaza merupakan bagian dari gencatan senjata yang disepakati Israel dan Hamas beberapa pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AP, warga Palestina terlihat berbondong-bondong kembali ke utara Gaza. Mereka membawa bayi atau mendorong kursi roda, berjalan sepanjang hari sambil membawa barang-barang berharga.
Perjalanan pulang ke Gaza dikawal oleh pasukan Hamas yang memakai masker dan bersenjata lengkap. Ratusan ribu warga ini juga masih diawasi oleh tank-tank Israel dari lokasi terdekat.
PBB mengatakan ada lebih dari 200 ribu orang yang bergerak ke utara Gaza pada Senin (27/1) pagi.
Foto udara warga Palestina berjalan menuju Kota Gaza, Senin (27/1/2025). Foto: AFP
Warga Palestina terlihat bersemangat dapat kembali ke rumah, meski tempat tinggal mereka rusak atau hancur akibat serangan Israel. Namun, tak sedikit dari mereka yang khawatir Israel akan membuat pemindahan mereka permanen.
Yasmin Abu Amshah, ibu 3 anak, mengatakan dia berjalan sejauh 6 kilometer untuk sampai ke rumahnya yang rusak di kota Gaza. Dia akan bertemu dengan adik perempuannya untuk pertama kalinya dalam satu tahun.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah perjalanan yang panjang, tapi membahagiakan,” kata dia.
Warga lainnya, Ismail Abu Mattar, menunggu berhari-hari di titik penyeberangan menuju utara Gaza. Selama menunggu di titik penyeberangan, ia mengungkapkan warga terlihat bahagia dengan bernyanyi, berdoa, dan menangis.
“Itulah kegembiraan kembali,” kata ayah 4 anak itu. Kerabatnya termasuk satu dari antara ratusan ribu orang Palestina yang melarikan diri atau diusir dari wilayah yang kini menjadi Israel ketika Nakba pada 1948.
“Kami pikir kami tidak akan bisa kembali, seperti nenek moyang kami,” lanjutnya.
Warga Palestina dan anak-anaknya membawa barang mereka saat kendaraan mengantre di sepanjang jalan Salah al-Din di Nuseirat dekat koridor Netzarim sambil menunggu untuk menyeberang ke bagian utara Jalur Gaza, Senin (27/1/2025). Foto: Eyad BABA / AFP

Israel serang warga Palestina yang dalam perjalanan kembali ke Gaza

Di tengah sukacita warga Gaza tak bisa menyembunyikan ketakutan. Bukan tanpa alasan, Israel diketahui menembak warga Palestina yang dalam perjalanan kembali ke Gaza. Pejabat kesehatan setempat mengungkapkan, Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga Palestina dan membunuh beberapa dari mereka pada akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam pembelaannya, Israel mengatakan pasukannya menembakkan tembakan peringatan ke arah kelompok yang mendekat, yang dianggapnya ancaman.
Sementara di pusat Gaza, rumah sakit Awda mengatakan menerima jenazah anak-anak yang terbunuh di kamp pengungsi Nuseirat ketika warga Palestina yang hendak kembali ke Gaza itu terkena tembakan dan 3 orang lainnya terluka. 3 orang lainnya terluka dalam serangan terpisah dekat kamp itu.
Militer Israel mengatakan salah satu pesawatnya menembak untuk menjauhkan sejumlah kendaraan mencurigakan yang bergerak ke utara di wilayah yang tak diizinkan.
Mereka mengatakan, tembakan di utara Gaza itu untuk menyingkirkan seseorang yang dianggapnya ancaman yang tidak menjauh.