news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ketakutan Trump pada Penyelidikan Mueller: I'm F*cked!

19 April 2019 9:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Foto: REUTERS/Carlos Barria
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Foto: REUTERS/Carlos Barria
ADVERTISEMENT
Presiden Donald Trump sangat ketakutan dan marah ketika mengetahui dirinya diselidiki oleh tim khusus pimpinan Robert Mueller. Dia khawatir penyelidikan tersebut akan membuatnya terguling sebagai presiden.
ADVERTISEMENT
Hal ini terungkap dalam laporan penyelidikan Mueller setebal lebih dari 400 halaman yang dirilis pada Kamis (18/4). Dalam laporan tersebut, tidak ditemukan bukti adanya kolusi antara Trump dan Rusia dalam pemilu 2016. Namun Trump diduga mencoba menghambat penyelidikan, dan ini bisa jadi sebuah kejahatan.
Seperti dikutip Reuters, laporan menyebutkan, ketika penyelidikan Mueller dimulai pada Mei 2017, Trump sangat panik. Trump mengetahui ihwal penyelidikan Mueller dari Jaksa Agung ketika itu, Jeff Session, di Oval Office, Gedung Putih. Dalam pertemuan itu juga ada kepala staf Jody Hunt dan penasihat Gedung Putih Don McGahn.
Laporan menyebut, setelah Session mengatakan hal itu, Trump merosot dari kursinya, lalu mengatakan:
"Ya Tuhan, ini buruk. Ini adalah akhir dari kepresidenan saya. I'm f*cked".
ADVERTISEMENT
Kata 'I'm f*cked' adalah ungkapan kemalangan yang jika diterjemahkan secara bebas bisa berarti "mati saya!" atau yang senada dengan itu.
Trump marah karena Session dianggap tidak mampu mencegah penyelidikan tersebut. "Bagaimana kau membiarkan hal ini, Jeff?? kau seharusnya melindungi saya," kata Trump.
"Semua orang mengatakan jika ada dewan independen seperti ini (penyelidikan Mueller), maka akan menghancurkan kepresidenanmu. Menghabiskan waktu bertahun-tahun dan saya tidak akan bisa melakukan apa-apa. Ini adalah hal terburuk yang terjadi pada saya," lanjut Trump lagi.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Foto: REUTERS/Carlos Barria
Dia lalu meminta Session untuk mundur. Session menyetujuinya dan meninggalkan Oval Office. Keesokan harinya, Session datang untuk menyerahkan surat pengunduran diri.
Trump memasukkan surat itu ke kantungnya, lalu beberapa kali bertanya apakah Session masih ingin jadi Jaksa Agung. Session mengiyakan, tapi dia mengatakan bahwa itu terserah presiden.
ADVERTISEMENT
Trump tidak menjawab pengunduran diri Session hingga dua pekan. Dia mengembalikannya dengan tulisan "tidak diterima".
"Session tetap menjadi Jaksa Agung setahun berikutnya namun dipecat pada November 2018 oleh Trump, yang masih marah atas keputusan Session yang tidak ikut campur pada penyelidikan Rusia," ujar laporan Mueller.