Keterbatasan Alat, Jasad Korban KM Sinar Bangun Sulit Diangkat

28 Juni 2018 21:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers pencarian korban KM Sinar Bangun. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers pencarian korban KM Sinar Bangun. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejumlah jasad korban penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam telah ditemukan sekitar pukul 13.15 WIB. Sementara, jasad-jasad tersebut belum dapat diangkat ke permukaan air dikarenakan keterbatasan alat yang dimiliki tim SAR.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Muda TNI Muhammad Syaugi mengatakan pihaknya masih berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk menemukan cara mengangkat jasad-jasad tersebut.
"Makanya kita diskusikan lagi apakah pakai robot jepit atau cara lain," kata Syaugi usai konferensi pers di kantor Basarnas, Jakarta. Kamis (28/6).
Senada dengan Syaugi, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menuturkan selain keterbatasan alat dan kondisi cuaca Danau Toba, kondisi dasar Danau Toba juga dijadikan pertimbangan.
Temuan barang penumpang KM Sinar Bangun (Foto: Antara/Irsan Mulyadi)
zoom-in-whitePerbesar
Temuan barang penumpang KM Sinar Bangun (Foto: Antara/Irsan Mulyadi)
"Tidak lepas kendala dari peralatan yang ada di Indonesia maupun kondisi alamnya yang demikian ekstrem, kita perlu pemikiran yang lebih jauh, sehingga tidak tergesa-gesa. Karena daerah dekat situ juga ada jurang kedalamannya lebih dari 600 meter jadi kalau sampai masuk ke sana semakin sulit lagi," terangnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, tim SAR gabungan juga menemukan sejumlah papan yang diduga puing bangkai kapal KM Sinar Bangun pada kedalaman sekitar 450 meter.
Konferensi pers pencarian korban KM Sinar Bangun. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers pencarian korban KM Sinar Bangun. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
Syaugi bercerita, timnya harus memutar otak agar bisa mengangkat papan tersebut. Kemudian diputuskan papan tersebut diangkat ke permukaan dengan menggunakan jangkar.
"Namun demikian kita belum bisa melihat barang ini apa, saat itu saya menggunakan pemikiran kita menggunakan alat jangkar kita tarik pelan-pelan di posisi itu. Namun jangkar kan hanya satu tali, jadi kemungkinan kena ada tapi kecil. Kami bisa mendapatkan papan begitu yang kemungkinan itu adalah papan dari KM Sinar Bangun," pungkasnya.