Keterisian RS Corona di Jakarta hingga Jabar Mulai Naik Usai Lebaran

24 Mei 2021 14:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas ambulans yang mengenakan pakaian hazmat, tiba di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Kamis (5/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas ambulans yang mengenakan pakaian hazmat, tiba di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Kamis (5/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keterisian tempat tidur (BOR) di RS rujukan corona di sejumlah provinsi tujuan mudik mulai menunjukkan peningkatan usai Lebaran. Ada RS rujukan di 4 provinsi yakni DKI, Jabar, Jateng, dan DIY yang BOR-nya bahkan sudah meningkat mulai pertengahan Mei.
ADVERTISEMENT
"Gambaran BOR di 4 provinsi yang bisa kita lihat misalnya di DKI konsisten turun terus di Mei, tapi sudah mulai terjadi kenaikan sekitar 2,3 persen sejak 14 Mei. Jabar kita mulai kenaikan 3 persen sejak 15 Mei," kata anggota tim pakar Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah, dalam siaran pers virtual di YouTube Pusdalops BNPB yang dikutip kumparan, Senin (24/5).
"Jateng awalnya konsisten turun lalu mulai ada kenaikan 6,9 persen mulai 14 Mei. Lalu Jogja agak fluktuatif, tapi terakhir ada kenaikan sekitar 6,3 persen dalam 2 hari terakhir sejak 22 Mei," imbuhnya.
Kata Dewi, hanya 4 provinsi di RI yang BOR-nya masih di atas 50 persen, itupun tak sampai 60 persen. Yakni di Sumut, Kalbar, Sumbar, dan Riau. Sementara BOR di 30 provinsi lainnya di bawah 50 persen.
ADVERTISEMENT
"Per 22 Mei pukul 7 malam, kita melihat ada 4 provinsi dengan angka keterpakaian tempat tidur di RS rujukan yang di atas 50 persen. Di mana yang harus kita hati-hatikan adalah Sumatera Utara (57,9%), Kalimantan Barat (57,6%), Sumatera Barat (52,8%), dan Riau (51,1%)," papar Dewi.
Namun apabila melihat peningkatan BOR di sejumlah provinsi tujuan mudik, tentu masih ada potensi peningkatan BOR di provinsi lainnya dalam dua minggu pasca Lebaran ini.
Oleh sebab itu, Dewi meminta masyarakat waspada soal kenaikan kasus aktif COVID-19 di sejumlah daerah yang bisa mempengaruhi BOR. Terpantau ada 10 provinsi yang terus mengalami kenaikan kasus aktif dalam sepekan terakhir.
dr Dewi Nur Aisyah Foto: BNPB
"Terkait dengan tren kasus aktif provinsi di Indonesia rata-rata mengalami penurunan. Namun beberapa masih terjadi kenaikan di antaranya DKI, Jateng, Sulsel, Aceh, NTB, Kepri, Kalteng, Kalut, Gorontalo, dan Maluku Utara," tutur dia.
ADVERTISEMENT
"Sehingga kurang lebih pada 6 hari terakhir terdapat 10 provinsi yang masih mengalami kenaikan tren persentase kasus aktif. 23 provinsi lain trennya menurun dan ada 1 prov dengan kasus aktif yang tetap. Harus jadi perhatian daerah mana yang mulai mengalami kenaikan dalam rata-rata 7 hari terakhir," lanjutnya.
Di sisi lain, Dewi mengingatkan angka kematian corona masih mengkhawatirkan. Musababnya mayoritas provinsi di Indonesia mengalami peningkatan angka kematian dalam sepekan terakhir.
"Kematian yang jadi concern kita bersama, masih ada sejumlah provinsi yang mengalami kenaikan angka kematian di antaranya Aceh, Bali, DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Kalsel, Riau, Sumbar, Lampung, Sumsel, Sulut, Sulteng, NTT, DIY, Banten, Kalteng, Sultra, Papua Barat, Jambi, dan Kalbar," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Sehingga kalau kita lihat keseluruhan provinsi masih ada banyak provinsi yang mengalami kenaikan angka kematian (21 provinsi). Hanya 9 provinsi yang mengalami penurunan, sementara 4 lainnya tetap," tutup dia.