Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Ketika Anak-anak di Jakarta Merayakan Penutupan Jalan dengan Bermain
21 November 2017 16:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
![Perbaikan jalan di Pejaten Raya (Foto: Adhie Ichsan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1511253814/f9uc2wzenoms4wgpqrxo.jpg)
ADVERTISEMENT
Jam menunjukkan pukul 12.30 WIB di Jalan Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (21/11). Ruas jalan di kawasan itu ditutup sepanjang 500 meter, dari pertigaan menuju Jati Padang hingga sekolah Strada.
ADVERTISEMENT
Dari rambu penutup jalan terpampang keterangan di spanduk bahwa penutupan jalan akan berlangsung selama 9 hari sampai 26 November mendatang. Dalam kurun waktu tersebut ada perbaikan peninggian jalan.
Ruas jalan itu memang menjadi langganan genangan hingga sebetis orang dewasa apabila turun hujan lebat.
Bagi para pengguna jalan yang sehari-hari melewati jalan itu, penutupan jalan bisa jadi memperlambat mobilitas mereka karena dialihkan ke jalan lain. Tapi menjadi berkah bagi sebagian anak-anak yang tinggal di lingkungan sekitar.
![Perbaikan jalan di Pejaten Raya (Foto: Adhie Ichsan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1511253814/q3gec0g5zn9iktinuzhe.jpg)
Seperti yang disaksikan kumparan (kumparan.com) yang melintas di jalan Pejaten Raya saat matahari sedang di atas kepala. Seorang bocah terlihat berada di sudut jalan yang kosong dengan bola berbahan plastik di ujung kakinya. Dia masih memakai seragam Putih-Merah, namun sudah mengganti alas kakinya dengan sandal.
ADVERTISEMENT
“Baru pulang sekolah, Om,” katanya sambil menendang bola ke arah temannya yang berjarak sekitar 10 meter. “Belum puas main bola di sekolah,” lanjut dia.
Bocah itu terlihat riang meski peluh mulai membasahi wajahnya. Jalan aspal yang keras serta cuaca yang panas tak mengurangi keceriaannya bermain, meskipun dilakukan bukan di tempat yang semestinya. Tak ada deru mesin dan asap yang mengundang polusi. Kemewahan sesaat yang berusaha dimanfaatkan dengan baik.
![Seorang bocah bermain bola di jalan raya. (Foto: Adhie Ichsan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1511253814/lz9adtbzeoafg3khnach.jpg)
![Anak-anak bermain sepeda di jalan raya (Foto: Adhie Ichsan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1511253814/rmc6pqfspzpm5ijv1kbb.jpg)
Di sudut jalan yang sama, ada tiga bocah yang sedang bermain sepeda. Mereka tampak semangat mengayuh pedalnya. Sesekali ketiganya berhenti untuk istirahat.
“Enak enggak ada motor,” kata salah satu bocah yang bernama AL.
Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakarta memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Minimnya ketersediaan lahan menjadi penyebab utama.
ADVERTISEMENT
Saat ini, dari 30 % RTH yang harus disediakan menurut Undang Undang, Jakarta baru memiliki 9,9 % RTH dari total seluruh luas wilayah yang diperkirakan mencapai 65 ribu hektar.
![Persebaran Ruang Terbuka Hijau di Jakarta (Foto: jakarta.go.id)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1511253817/trdiewqkip8lofnyrgln.jpg)
Selain RTH, kebutuhan akan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) juga masih menjadi pembahasan. Tahun lalu, Pemprov DKI menargetkan pembuatan RPTRA di 182 lokasi.
Dilansir dari Jakarta Smart City, sebanyak 112 RPTRA dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta sedangkan 70 lainnya dibangun menggunakan dana CSR dari berbagai perusahaan di Ibukota. Rata-rata dana yang dibutuhkan untuk pembangunan satu lokasi RPTRA sekitar Rp 600 juta.